kursus kilat
ciuman manis
dalam bis
di lantai
sebuah buku dan bulu ayam
kaki direntang tarik perhatian
pikiran meraung seperti led zeppelin
lorong
abstrak
kaki akar sebuah kata
kepala penghapus
tiada bayangan tanpa bayangan
aku melihat dia di halte bus
tubuh gendang timpani disikat sapu lidi
seluruh tubuh seekor beruang panda
mafia tak bermotor
lubang tikus yang menyedihkan
di sana dan kemudian di sini
dandelion meledak asap
aku memanggil dia-mengenalnya
diri rahasianya bagai tenda ditutupi tali kusut
kami berbicara sampai ingatan
menghapus semua kesalahan
di telepon
di dalam pesawat
jari-jariku masuk
jari-jarinya menggantung hingga kering
di bagian belakang kapal perang
kakinya telah menyentuh tanah
tanah membuat mereka yang tak berdaya diberkati
dia mencuci make-up dari wajahnya, selamanya
aku bertanya padanya di dekatku
dia berkata,
"beristirahatlah."
Bandung, 9 Maret 2022
Selamat jalan, Hilman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H