Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Rotary yang Kukenal

Diperbarui: 23 Februari 2022   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

youtube.com

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa kota Banda Aceh pernah memiliki Rotary Club.

Setelah gempa berkekuatan 8.7 SR mengguncang Sumatera disusul dengan tsunami yang dahsyat tanggal 26 Desember 2004, seluruh dunia bergerak mengirimkan bantuan untuk tanggap darurat, rekonstruksi dan rehabilitasi daerah yang terlanda bencana. Saat peristiwa tersebut, aku sedang berada di Jambi dan masih terikat dengan pekerjaan, meski rasa hati ingin segera terbang pulang ke kampung halaman.

Keinginan yang baru terwujud lima bulan kemudian. Sambil menunggu tugas dan kewajibanku selesai di Jambi, aku mencari peluang, dan mendapat jawaban bahwa sebuah lembaga kemanusiaan asal Kanada membutuhkan seorang IT expert. Maka, pada bulan Mei 2005 aku kembali ke tanah kelahiran yang saat itu masih porak poranda. Kepulangan ini membawa diriku berkenalan dengan berbagai ragam manusia. Selain mereka yang bertampang Melayu sepertiku, juga banyak pegiat sosial dari penjuru dunia dari bermacam-macam organisasi kemanusiaan.

Rotary Club of Banda Aceh Installation Night (dok.pri. Ikhwanul Halim) 

Suatu sore, Natascha, mitra kerjaku yang berasal dari Inggris bertanya:

"Oel, would you join me to chapter a Rotary Club here?"

"What is Rotary?" tanyaku lugu.

"Sekelompok orang-orang yang ngumpul-ngumpul ngopi seminggu sekali, ngobrol tentang pekerjaan kemanusiaan," jawabnya enteng. Setidaknya begitulah katanya-katanya kuartikan.

"Oke," jawabku. Siapa sih, yang tidak suka duduk-duduk ngopi? Apalagi seorang geek yang hampir setiap waktu menghadapi layar monitor.

Pertemuan pertama dilaksanakan di sebuah kafe dengan dihadiri perwakilan Rotary District 3400 (Rotary District Indonesia), PDG Osman Aman. Pada saat itu terdata nama-nama yang berminat bergabung dengan Rotary Club of Banda Aceh (RCBA) yang akan didirikan.

Meeting berikutnya, Natascha yang semestinya menjadi Charter President (CP, Presiden Pendiri) berpamitan, harus pulang ke Inggris untuk urusan keluarga. Calon Charter President diestafetkan ke Linda, seorang ekspatriat tapi bersuamikan pria Aceh, berikut President Club Manual Book yang setebal bantal tidur yang masih baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline