"Laki-laki semua bajingan!" Gadis itu memukul meja bar dengan keras, membuatku berbalik. Kaget dan geli.
"Mau pesan apa?" tanyaku dari balik meja bar.
Dia tersipu. "Maaf, aku... um... vodka tonik, terima kasih."
Aku menyendok es ke dalam gelas dan menuangkan vodka, diam-diam memperhatikan gadis itu dari ujung mata. Dia menyapu rambutnya yang cokelat kemerahan dengan kukunya yang dicat pink dan menghela napas panjang.
Terlalu panjang.
AKu sudah sering melihatnya. Tak sulit untuk mengenali wajah cantiknya.
Aku menambahkan irisan lemon dan mengisi sisa gelas dengan tonik sebelum meletakkannya di depannya. Bunyi gelas berdenting menyentuh permukaan meja.
"Berapa?" dia bertanya.
"Aku yang traktir," kataku. "Sepertinya kamu membutuhkannya."
Dia tersenyum malu. "Kelihatan, ya?"