Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Selimut untuk Pengungsi

Diperbarui: 10 Desember 2021   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

unrefugees.org

Kejadiannya lama sebelum semuanya menjadi lebih jelas. Awalnya di mulut bagian dalam, wajah memerah, menyebar hingga ke lengan bagian bawah dan menjangkau ujung jari terus ke punggung dan di titik-titik keringat di ketiak dan di selangkangan. Bengkak bernanah, mengeras dan pecah-pecah, mengubah kulit wajah dan membuat pembawanya tidak dapat dikenali lagi.

Tapi itu baru tampak luar. Di dalam, mereka mencengkeram organ, menimbulkan rasa panas, hiatus sementara sebelum membawa kematian, atau lebih dulu dimatikan oleh prajurit dan polisi yang ditugaskan menghambat laju wabah.

Dan ketika bisul-bisul mungil itu meletus, terjadinya di dalam, tetapi penularannya datang dari luar terlebih dahulu, dan neneknya, simbah-nya, tak ingin meninggalkannya.

Mimi merasakannya di mulutnya. Dia terlambat. Saat siklus kematian berakhir, saat mayat ditumpuk tanpa pemulasaraan, hanya sedikit yang tersisa untuk sekadar membacakan doa, apalagi untuk salat jenazah.  Tidak ada yang cukup sehat untuk melakukannya.

Jadi sekarang 'itu' ada di dalam dirinya. Dan juga di sekelilingnya. Sekarang 'itu' akan menjadi dia.

Dia mengangkat wajahnya, menatap melalui papan dan lubang di atap, ke langit yang sepucat laut yang dingin dan cerah.

Ala tenan.

Di dalam kompleks barak, pohon cemara dan jelaga tumbuh bersama-sama.

Dia berbaring meringkuk dalam selimut tebal bantuan untuk pengungsi dengan rambut dikepang ketat di kulit kepalanya. Sulur-sulur keringat menetes ke punggung. Kulitnya merah muda seperti bunga liar yang tumbuh di antara eceng gondok dan jari-jari perempuan penganyam.

Dia memikirkan pohon kayu busuk di sepanjang aliran mata air. Kumbang tanduk mencari larva serangga, bunyi gemericik air disertai berbau anyir. Dan bagaimana mulutnya melebar dan malu-malu. Selimut mereka menyelubungi satu sama lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline