"Apakah Anda yakin yang hilang hanya itu?" AKBP Diding menatap mata wanita cantik yang berkaca-kaca itu dengan penuh rasa ingin tahu.
Menakjubkan, meski menurut pengakuannya sendiri belum sempat mandi dan baru saja menangis karena dukacita yang mendalam, riasan wajahnya sama sekali tak mengalami pelunturan.
Atau baru menelepon setelah berdandan?
"Iya, mas. Hanya itu yang diambil, hiks ...." jawab sang sosialita sambil menyeka airmata yang tak ada.
***
Hari minggu siang tanggung bulan.
AKBP Diding sedang menyusun laporan bulanan di ruangannya. Kapolsek Kebon Kecubung yang masih jomlo karena kesibukan merawat emaknya, mengejar karir, dan merangkap ketua RT di kompleks sehingga tak sempat mengenal wanita itu menguap lebar tanpa menutup mulut.
Tadi malam dia berpatroli keliling RT. Sudah beberapa kali warga kemalingan sandal yang diparkir di teras depan.
"Di rumah saya sudah tiga kali, kang," lapor Ceu Entin yang datang ke rumahnya Sabtu pagi melek, tanpa alas kaki. "Padahal cicilannya masih tiga kali lagi."
Heran, pikirnya. Maling kok cuma sandal? Di kompleks yang ada polisinya. Polisi yang berpangkat AKBP, kapolsek pula!
Sekali lagi mulutnya menganga lebar. Dia memutuskan untuk memesan kopi dari warung di depan kantor. Polsek sepi karena long weekend. Yang lain mengatur lalu lintas di sekitar mall yang ramai.