Alkisah menurut sahibul akun, di puncak Keraton Private Residence hiduplah Princess Syantique.
Pada hari Jumat pagi, dia bertanya kepada Upik Grey, asistennya merangkap manajer merangkap make up artist merangkap chef merangkap maitre d' dan kebetulan kakak kandungnya yang digaji dua kali upah minimum provinsi termiskin potong iuran BPJS dan cicilan kredit sandal Korea made in Tanggulangin, "Apakah dia sudah datang?"
Upik memandang ke bawah dari pagar balkon untuk kesembilan kalinya pagi itu.
"Belum, Princess Yang Mulia."
Princess Syantique menghempas manja tubuhnya yang ramping berkat mengikuti kursus fitness daring gratis ke tumpukan bantal bulu angsa Bangkok dan membaca kembali pesan di iPhone-nya, sambil membelai Anang kucing mesir gundul peliharaannya.
Tiba-tiba Upik berteriak, "Dia datang! dia datang!"
"Minggir!"
Sambil mendorong Upik ke samping, Princess Syantique berjinjit melongok ke bawah, tangannya mencengkeram erat kisi langkan. "Aku tidak bisa melihatnya." dia merintih. "Yang bisa kulihat hanyalah seekor unta yang berhiaskan bunga-bunga tulip dua belas warna dengan pelana emas 18 karat."
"Itu dia," Upik Grey mengangguk berkali-kali. Sekejap sempat timbul hasrat untuk mendorong adiknya menyeberang pagar balkon, tapi bagaimana jika ternyata dia bisa terbang?
"Oh, berhentilah mengangguk, kau terlihat seperti boneka anjing melet di dasbor BMW."
"Bukankah dia hensem, Princess Yang Mulia? Sama seperti foto profilnya di pangerangurun.com. Romantis sekaleee!"