Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Menilai Karya Sendiri, Mungkinkah? (Babak III)

Diperbarui: 6 April 2016   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Waking up in Someone Else Body | conniehdeutsch.com/waking-up-in-someone-elses-body"][/caption](PM naik ke panggung dengan memakai topi dan kaos sponsor yang sama dengan yang dipakai sebelumnya. Sudah diduga, tidak banyak sponsor untuk pementasan drama kenthir. Botol minuman plastik di tangan kanan dan gawai android model jadul lengkap sedang dicas dengan power bank. Di atas meja tempat ia meletakkan botol minuman plastik sudah tak tampak nampan dan piring bekas gorengan. Ia duduk dan JM muncul di dalam cermin.)

JM
 Kita akan membahas karya-karyamu selama minggu ketiga, FF 200 kata terinspirasi lagu. Gue udah baca semua. Jadi gawai jadul lu nggak usah dikeluarin. Gue mau denger cerita lu bagaimana proses menulis masing-masing judul.

PM
Gurun, Kutub, Gunung dan Lautan terinspirasi lagu Cinta yang dinyanyikan Titiek Puspa, Juri yang Mulia. Lagunya sendiri nelangsa. Ngenes. Tapi kalau ngenes namanya bukan cinta.   

JM
 Lirik lagu hanya menyebut “Ke gurun engkau ikut, ke kutub, engkau turut.”  

Tapi lu nambahin gunung dan lautan segala.

PM
 Itu...

JM
 Idenya dari Humor Sekolom Senyum Dikulum bukunya Simon Carmiggelt, kan?

PM

(lesu) Iya.

JM
 Lanjut judul yang kedua, Sama Dengan Mati.

PM
 Terinspirasi lagu 50 Ways to Say Goodbye dari Train, Juri Yang Mulia. Videoklip-nya keren—

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline