Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Menilai Karya Sendiri, Mungkinkah? (Babak II)

Diperbarui: 4 April 2016   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Waking up in Someone Else Body | http://conniehdeutsch.com/waking-up-in-someone-elses-body"][/caption](MUSIK : I’m in Love With A Monster – Fifth Harmony.

PM menaiki pentas dengan sepatu kulit dan celana jeans yang sama. Kaos dan topi nya sudah diganti, mungkin dari sponsor lainnya, jika ada. Ia membawa sepiring gorengan yang diletakkan di atas meja kecil samping kursi bar depan cermin. Sebelum duduk, ia melakukan peregangan badan. JM yang muncul di cermin mengikuti gerakannya dengan tidak sabar.

MUSIK FADE OUT)

JM
 Kapan kita mulai?

PM
(berhenti melakukan peregangan) Segera. (duduk di kursi bar)

JM
 Haus. Bagi minum dong!

(PM menuangkan air dari teko ke dalam cangkir, atau membuka tutup botol plastik minuman dari sponsor. Mudah-mudahan ada sponsor. Ya Tuhan, bukakanlah hati para sponsor demi kemajuan berkesenian di negeri ini.)

JM
(mengelap bibir) Kita membahas puisi terinspirasi novel. Ada berapa karyamu?

PM
(melihat layar gawai Android yang sudah tidak diproduksi pabrik lagi sejak dua tahun lalu)

Ada tujuh, Juri Yang Mulia.

Cintaku Membiru yang terinspirasi novel Cintaku di Kampus Biru-nya Ashadi Siregar, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline