Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Bela Negara

Diperbarui: 19 Oktober 2015   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

No man, no madness 
Though their sad power may prevail  
Can possess, conquer, my country's heart 
They rise to fail 
She is eternal 
Long before nations' lines were drawn 
When no flags flew, when no armies stood 
My land was born 

And you ask me why I love her 
Through wars, death and despair 
She is the constant, we who don't care 
And you wonder will I leave her - but how? 
I cross over borders but I'm still there now 

How can I leave her? 
Where would I start? 
Let man's petty nations tear themselves apart 
My land's only borders lie around my heart 

- lirik 'Anthem' dari Chess (Tim Rice)
Heboh dengan wacana WAJIB BELA NEGARA belakangan ini membuat saya mengulang kembali sebuah pertanyaan kuno: Apa definisi negara itu?

Singapura sebuah kota pulau. Australia sebagai benua. Saudi Arabia yang terdiri dari satu suku dan satu bahasa. Amerika Serikat, kuali besar berbagai 'bangsa'. Gugusan pulau dan laut bernama Indonesia. Dengan garis batas imajiner yang hanya ada di atas peta atau dalam khayal manusia.

Apakah mungkin karena sekumpulan populasi manusia yang sepakat menamakan wilayah tertentu tempat mereka tinggal, beranak-pinak, bercocok tanam, berburu hewan, menangkap ikan sebagai 'negara'?

***

Pikirkan lagi tentang Indonesia. Ketika pada suatu hari di pertengahan bulan Agustus tahun 1945, orang-orang mendengarkan suara pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta, apakah mereka yakin bahwa Papua Barat juga termasuk dalam klaim tersebut? Dasarnya apa? Karena sama-sama dijajah Belanda?

Atau terhadap Semenanjung Malaya dan Timor Timur karena dihuni bangsa serumpun, sehingga menggelorakan Konfrontasi Ganyang Malaysia dan 'Integrasi' Timor Leste (d.h. Timor Timur).

Atau hanya karena berdasarkan kejayaan masa lampau yang bernama Sriwijaya dan Majapahit?

Dalam usia setengah abad, saya menyaksikan jatuh bangunnya negara-negara. India menjadi tiga negara. Tembok Berlin runtuh disusul Jerman Barat dan Jerman Timur bergabung menjadi satu. Uni Soviet tercerai-berai dan terus berubah sampai sekarang. Mungkin anak sekolah sekarang tak tahu bahwa pernah ada negara bernama Yugoslavia dan Cekoslovakia. Hong Kong dan Makau hanya bagian dari Republik Rakyat Cina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline