Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia pun tak mampu menggantikan pekerjaan penulis. Ada beberapa hal yang memang AI tak bisa menggeser posisi pekerjaan penulis. Alasan salah satunya ya hanya manusia yang mampu bersikap kritis seperti pemikiran kreatif, pemecahan masalah, keterampilan menulis, dan banyak lagi. Apalagi menulis konten yang sangat interaktif bagi pembaca atau tulisan yang sifatnya opini.
Hobi menulis jadi keasyikan tersendiri yang mau tak mau akan jadi keuntungan bagi yang melakonimya. Eksistensi menulis banyak disediakan di berbagai platform dan blog khusus bagi para peminatnya. Kompasiana adalah salah satunya yang menyediakan sarana dan ajang menulis dengan begitu lengkapnya arahan dan tentu saja ada insentifnya bagi yang benar-benar serius menulis.
Saya mengalami sendiri perjalanannya dalam menulis dan sempat terputus di 2010-an dikarenakan tugas lapangan yang memang dirasa sangat padat dan penat. Namun, semua itu jadi penyesalan yang mungkin saya obati di 2019 dengan kembali aktif menulis.
Ada hal yang disesali yang justru dirasakan saat ini, yaitu sesungguhnya di saat saya berhenti menulis ada banyak hal terlewati. Justru di saat padat kesibukan di sanalah bahan tulisan banya tak terekam dan dibagikan ke khalayak yang mungkin menunggu dan ingin mendengar satu hal kegiatan yang saat itu saya lakukan dan bisa bermanfaat.
Okelah kalau begitu, tak perlu sesali semuanya "time flies go fast " tak ada kata terlambat untuk lakukan apa yang kita mesti lakukan.
Berkutat dengan pekerjaan sehari-hari yang memang tak lepas menulis tentunya membuat saya asyik dengan kesibukan yang saya jalani. Hasil dari hobi menulis tak perlu diceritakan lagi seperti apa manfaatnya. Kemampuan menulis membuat saya terombang ambing mulai dari pembuat rilis, issue management , hingga menjadi Kepala Media Centre.
Keasyikan tersebut tentunya akan menjadi lebih berwarna dengan menuangkan segala apa yang menjadi inspirasi sehingga bisa terbaca publik dan menjadi pesan positif.
Hobi menulis mengantarkan kita bagaimana rasanya menjadi apapun. Bayangkan saja opini kita tentang seorang presiden pun bisa kita tuangkan dalam bentuk opini bagaimana seharusnya menjadi presiden. Isu dunia pun tak lepas melalui ketak ketik dan tumpahlah sudah apa yang kita rasakan cerita perang Rusia VS Ukraina. Cerita ramai piala dunia pun tak lepas dari para penulis yang ingin tumpahkan opininya ke kesebelan Jerman yang lebih banyak berpolitik di Qatar ketimbang sajikan permainan ala panser-nya.
Terlatih menulis sesungguhnya berakar dari giat membaca, karena dari sanalah semua berawal. Semua yang tertuang dalam tulisan jadi bagian yang terangkai indah dan tertata karena terbiasa.
Cerita yang terangkat sesungguhnya bagian penting meng-konstruksi dari isi kepala dihubungkan dengan realita maupun imajinasi. Nah, disinilah bagian penulis yang sangat penting mengajak pembaca bersama-sama menyelami suatu peristiwa ataupun reka adegan.