Lihat ke Halaman Asli

Ayah Farras

mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Pemuda! Ada Tambahan Sumpah Lagi di Era Kekinian

Diperbarui: 28 Oktober 2020   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

medcom.id

28 Oktober 1928 jadi momen tak terlupakan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Benih persatuan dicetuskan meski belum terbayang merdeka secara politik pada tahun 1945.

Keyakinan para pemuda saat itu lakukan sumpah pemuda dilandasi adanya kesadaran satu nasib di tanah yang sama. Persatuan harus digaungkan dan jangan menjadi celah pemecah atas satu tekad tujuan yaitu merdeka dengan saling bergandeng tangan.

Isi sumpahpun dikuatkan oleh satu rasa dalam kehidupan berbangsa yang dicita-citakan saat itu. Sesungguhnya kondisi saat itu jelas Indonesia masih dibawah cengkeraman kuat penjajah Belanda. Belanda jelas tahu dengan politik Devide et Impera akan terus menjauhkan kemerdekaan secara politik bagi bangsa yang bernama Indonesia tercatat sejak tahun 1945.

Soempah Pemoeda ;

"Pertama Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia."

"Kedoea Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia."

"Ketiga Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia"

Perbedaan suku, bahasa dan lain-lainnya yang ada di bumi Indonesia jadi celah peluang penjajah untuk terus tajamkan cengkeramannya di tanah Indonesia yang kaya akan hasil alam dan keindahannya yang tak dimiliki bangsa manapun di dunia ini.

Gerakan sumpah pemuda saat itu bisa dibilang sukses dengan adanya perwakilan dari para pemuda dengan berlatar belakang bahasa, wilayah/daerah, agama yang berbeda-beda. Mereka mewakili atau menjadi utusan yang dalam catatan sejarah tercantum seperti; Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Batak Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar Indonesia. 

Jelas saat itu para pemuda sangat mengetahui kondisi yang sedang berlangsung. Di bawah jeratan penjajah Belanda hanya satu jalan keluar menjadi bangsa yang kuat, kokoh dan berdaulat yaitu dengan persatuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline