Lihat ke Halaman Asli

Ayah Farras

mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Halo Pemprov DKI, Masker Murah Kunci Redam Harga

Diperbarui: 5 Maret 2020   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: lampost.com

Tingginya harga  masker yang terjadi saat ini mau tidak mau telah terjadi. Sungguh ironis ditengah penderitaan ada yang memanfaatkan situasi demi keuntungan pribadi ataupun kelompok. Terlebih dalam situasi sekarang masker alami kelangkaan akhirnya berujung melambungnya harga masker.

Masyarakat berharap agar situasi ini segera reda dan tak riuh dengan persoalan maskernya sementara Corona ada dihadapan kita. Harapan negara hadir dan membuat nyaman adalah idaman kita semua dengan dukungan dan perlindungannya.

Pemprov DKI dalam hal ini merupakan representasi negara tingkat propinsi pada awalnya patut diberi acungan jempol dengan siaga koronanya serta instruksi gubernur terkait penanganan korona. Hal ini diawali pernyataan Anies yang heboh tentang data ratusan orang di Jakarta yang berpotensi  terjangkit virus corona covid -19. Anies menyebut, jumlah mereka mencapai 115 orang yang dipantau dan 32 orang yang diawasi Senin (2/3/2020) .

Sontak pernyataan Anies tersebut mengundang pro kontra meluas karena mengarah kepada kerawanan Indonesia akan virus tersebut. Dalam hal ini Anies tentu memiliki data yang akurat sebelum diutarakan ke publik dengan tegas. Anis mengungkapkan Instruksi gubernur ini adalah bagian dari kewaspadaan, persiapan kita bila terjadi kasus Coronavirus di Jakarta. Sepakat, Anies perlu diapresiasi dalam membangun kewaspadaan dan didukung oleh instruksi gubernur untuk kesiapan menghadapi kondisi sesungguhnya jika sudah ada info positif terpapar corona di Indonesia.

Presiden Jokowi umumkan ada dua pasien positif corona Senin (2/3), dan ini mungkin bisa saja pembuktian kekhawatiran anis menjadi nyata. Kekhawatiran Anies sendiri sebenarnya banyak menuai protes dan kecaman yang menganggap Anies menebarkan kekhawatiran dan terpecahkan sudah kini.

Anies belum selesai tuntaskan tugas baik pencegahan maupun anstisipasi yang mungkin terjadi dikarenakan sudah masuk fase pengelolaan perasaan publik Jakarta pada khususnya. Masalah yang masih ada didepan mata yaitu ketersediaan masker yang murah dan terjangkau. Faktor kecemasan dan niat melindungi diri dari virus menjadikan masyarakat berburu masker. Kondisi ini dilihat jelas oleh para pemain yang memanfaatkan kondisi tersebut.

Langkah pemprov melalui PD Pasar Jaya lakukan pengadaan 1.450 boks masker kita lihat dalam kerangka kesiapan ketersediaan untuk kebutuhan masyarakat Jakarta. Kabar gembira tentunya bagi kita warga Jakarta. Namun sepertinya ada hal yang mungkin bisa jadi masukan untuk Pemprov DKI dan semoga bisa mendengar. Harapan warga yang sesungguhnya adalah ketersediaan masker diiringi juga dengan keterjangkauan harga.

Bukanlah kita yang berkehendak akan terjadinya situasi seperti ini yaitu datangnya virus corona namun apa daya kini telah hadir juga corona dan tak tahu sejauhmana lagi potensinya. Masker menjadi indikator awal upaya perlindungan setelah cuci tangan ataupun pembersih lainnya bagi yang awam ataupun juga bagi yang sudah mengerti.


Adapun stok masker yang dijual di Pasar Pramuka sendiri bekerjasama dengan para pedagang dijual dengan harga 2.500 pcs .Hanya senyum kecil dan sedikit tarik nafas mendengar kabar tersebut. Jikapun tidak bisa memberikan masker secara cuma-cuma seperti yang dilakukan negara lain seperti Singapura tidak apa-apa namun kita ingin keterjangkauan harga. Jika memang tetap diharga tersebut tentunya para penimbun yang memanfaatkan situasi ini akan tetap bermain diangka yang sama atau lebih sedikit. Bagi warga yang tak mampu pasti diantara kegamangan antara membeli masker atau sarapan pagi atau untuk ongkos bekerja. Tekan harga pasar masker dengan kekuatan penuh melalui harga murah semurah-murahnya sambil diiringi penindakan secara hukum oleh polisi untuk para penimbun masker. (Isk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline