Lihat ke Halaman Asli

Ayah Farras

mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Soal Uyghur Mesut Ozil Tegaskan Dukungan, Indonesia?

Diperbarui: 15 Desember 2019   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita berseliweran tentang kondisi suku Uyghur sebuah komunitas minoritas beragama muslim yang diakui di Republik Rakyat Tionghoa beretnis Turki. Ramainya permasalahan Uyghur karena dianggap adanya penahanan-penahanan di kamp khusus dan suku Uyghur mendapatkan perlakuan kearah penindasan. Bahkan komite PBB pada Agustus 2018, mendapat laporan bahwa hingga satu juta warga Uighur dan kelompok Muslim lainnya ditahan di wilayah Xinjiang barat, dan di sana mereka menjalani apa yang disebut program 'reedukasi, atau 'pendidikan ulang' seperti di lansir BBC walaupun hal tersebut dibantah pemerintah China.

Tercatat suku Uyghur beretnis Turki dan tinggal di propinsi Xinjiang yang berada diujung barat China. Seperti memiliki otoritas tersendiri dikarenakan dengan total suku Uyghur berjumlah 11 juta dari total 26 juta penduduk.

Catatan Human Rights Watch lebih satu juta orang suku Uyghur ditahan dan mengalami pengawasan melekat dan alami berbagai penyiksaan dan penekanan. Imbasnya kekerasan demi kekerasan berlangsung.

Pihak China membantah atas semua pemberitaan. China membantah adanya Camp penahanan khusus dan berdalih memberikan pelatihan khusus mengenai kejuruan seperti dikatakan pejabat tinggi Xinjiang. Ada tiga pelatihan yang diberikan untuk menghadapi "Terorisme", "Ekstrimisme", dan "Separatisme".

Hal tersebut mengundang perhatian Mesut Ozil yang memberikan dukungan etnis minoritas Uighur yang terletak di Daerah Otonomi Xinjiang, China. Sontak pernyataan pemain sepakbola club Arsenal liga utama Inggris tersebut membuat netizen China meradang dan menimbulkan protes. Protes berisi pertanyaan mengapa Ozil mengomentari konflik etnis minoritas muslim Uighur di negeri panda tersebut yang digambarkan berlaku sangat keras terhadap Muslim Uyghur seperti yg diunggah akun Instagram dan Twitternya. Tentunya hal yang dilakukan Ozil berdampak kepada  Club Arsenal yang lantas memberitahukan bahwa pernyataan Ozil merupakan pendapat dan pandangan pribadi Ozil. Namun setidaknya Ozil telah mengutarakan apa yang menjadi pertanyaan, bagaimana sikap negara-negara muslim dibelahan dunia lainnya termasuk Indonesia?

Hal berbeda dialami Indonesia sebab justru yang ramai adalah pemberitaan Wall Street Jurnal (WSJ). WSJ menyebutkan sejumlah ormas besar Islam Indonesia seperti NU, Muhammadiyah dan setingkat MUI bahkan wartawan mendapatkan pembiayaan dari Beijing. Informasi ini sangat menarik perhatian publik. Pada 2018 tercatat marak aksi penolakan sikap Beijing atas perlakuan terhadap suku Uyghur. Atas  dasar tersebut pemerintah China mengundang para pemuka ormas Islam berpengaruh di Indonesia untuk mengunjungi camp-camp penahanan tersebut guna meyakinkan kondisi yang terjadi dan sambil menerangkan penyerangan serangkaian terorisme yang dilakukan oleh suku Uyghur. 

Sejak kunjungan tersebut WSJ mencatat pandangan-pandangan yang terjadi atas suku Uyghur menjadi bertolak belakang sebagaimana yang diyakini WSJ tentang adanya pelanggaran HAM atas suku Uyghur.

Pandangan Mesut Ozil hanyalah pandangan personal atas kemanusiaan atas Uyghur. Bebas merdeka utarakan pendapat yang bisa jadi adalah sesungguhnya berlangsung. Lantas dimana posisi Indonesia atas Uyghur?

Diluar kebenaran dan kesalahan WSJ tentang "Review"nya atas ormas Islam Indonesia mari kita sikapi bahwa Indonesia seharusnya tetap konsisten menghapus penjajahan dan penindasan di muka bumi seperti termaktub pembukaan UUD 1945. Bagi ormas-ormas Islam besar di Indonesia silahkan menyikapi pernyataan WSJ dengan seksama dan sikap membangun perdamaian dan peradaban dunia kedepan yang lebih baik lagi. (Isk)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline