1453, di tahun minimal ada tiga peristiwa besar, yang pertama adalah tahun wafatnya Rajasawardhana Dyah Wijayakumara yang merupakan maharaja ke 8 Majapahit, yang kedua adalah berakhirnya Perang 100 Tahun antara Perancis versus Inggris, sedangkan yang ketiga dan justru yang mungkin paling diingat terutama oleh kalangan muslim yang aktif atau pernah aktif dalam gerakan kampus, maka tahun itu dikenal sebagai tahun penaklukan Konstantinopel oleh Turki Ottoman di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad 2 atau lebih dikenal sebagai Muhammad Al Fatih.
Ada teori cucoklogi bahwa kejatuhan Konstantinopel yang kedua kalinya itu (yang pertama oleh ekspedisi pasukan Salib yang salah sasaran) menyebabkan efek domino berupa kepanikan orang-orang Eropa terutama para raja-rajanya akan kehadiran "monster menakutkan" bernama Turki Ottoman. Apakah teori cucoklogi itu benar? Yang pasti, perlu ada kajian mendalam mengenai berbarengannya dua peristiwa yang dapat saling kait mengait karena lokasinya cukup berdekatan.
Dan seandainya hanya sekedar teori cucoklogi, penaklukan kota Konstantinopel, meskipun kota itu bukan lagi sebuah ibukota imperium Byzantium atau Romawi Timur, di mana kota itu wilayah jurisdiksinya tinggal kota itu saja di tambah sedikit koloni di beberapa tempat di Yunani, tapi nampaknya cukup membuat heboh para pemimpin Eropa sehingga mungkin sempat menjadi trending topic di tahun 1453 tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H