Aceh atau Kesultanan Aceh hampir 100 lebih dahulu lahir daripada Republik Belanda. Di mana Kesultanan Aceh diperkirakan sudah eksis sejak tahun 1496, sedangkan Republik Belanda baru pada tahun 1581.
Kesultanan Aceh mengalami era keemasannya lebih dahulu di saat Belanda baru saja merdeka. Dan mungkin itulah yang mendasari mengapa Republik Belanda sempat mengundang utusan Kesultanan Aceh untuk datang ke negeri mereka di Eropa sana.
Maka dikirimlah tiga utusan resmi dari Aceh, di sana mereka sempat merasakan bagaimana kondisi perpolitikan Eropa yang waktu sering berkecamuk perang. Termasuk melihat dengan mata kepala sendiri terjadinya peperangan kemerdekaan Belanda, meski akhirnya berkesempatan menemui Pangeran Maurits, Belanda.
Seandainya mereka datang ke Eropa saat sudah maju seperti di abad 17, mungkin dapat menginspirasi mereka untuk memajukan Aceh agar seperti negara-negara Eropa, namun mereka datang di momen yang kurang tepat, jadinya persepsi yang diterima para utusan itu bisa jadi adalah Eropa yang kacau balau dan barbar karena banyak perang.
Ironisnya bangsa Aceh yang dahulu diharapkan pengakuan kedaulatannya oleh Belanda. Beberapa ratus tahun kemudian, Belanda yang sebenarnya punya hutang budi dari Aceh, justru menganeksasi kesultanan tersebut di saat sedang melemah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H