Hari ini adalah hari Korpri, yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 29 November.
Pegawai Negeri atau yang dahulu pernah dikenal dengan nama Ambtenaar waktu zaman kolonial Belanda, sering disoroti kinerjanya sejak lama. Alasan utamanya karena biaya yang diperlukan untuk menggaji mereka berasal dari anggaran negara, yang salah satu pemasukannya adalah dari pajak.
Tidak berlebihan mungkin jika masyarakat luas mengharapkan kinerja para aparatur pemerintahan lebih baik dari waktu ke waktu. Effort yang telah dikeluarkan masyarakat berupa pembayaran pajak, sewajarnya mendapatkan timbal balik yang sesuai dari orang-orang yang sebenarnya secara tidak langsung telah dibayar masyarakat tersebut.
Sudah umum rasanya keluhan masyarakat terhadap pelayanan dan integritas yang diminta dari para aparat ini. Meskipun sudah cukup banyak perbaikan di sana sini, tetapi mungkin karena belum menyeluruh, tampaknya image pegawai negeri belumlah seharum yang diimpikan kita semua.
Hanya saja ada satu catatan penting, bahwa pegawai negeri kita ini merupakan cerminan dari masyarakatnya sendiri. Baik buruknya seorang individu pegawai negeri, sangatlah tergantung dari baik buruknya masyarakatnya.
Misalnya pegawai negeri sering dianggap kurang disiplin, maka coba kita lihat dari masyarakatnya sendiri, apakah mereka juga sudah disiplin? Memang sih, tidak amburadul sekali, namun juga tidak sedisiplin masyarakat negara maju semacam Jepang atau Jerman contohnya.
Pegawai negeri yang disiplin biasanya berasal dari masyarakat yang etos kerjanya bagus, begitu pula sebaliknya.
Pegawai negeri itu sejak lahir, dibesarkan dan menjalani masa kanak-kanaknya di tengah masyarakat, mereka sekolah dan kuliah juga tidak mungkin berjauhan dengan masyarakat, setelah dirinya diterima sebagai aparat pemerintah pun juga setiap harinya akan kembali ke rumah dan kembali berinteraksi dengan masyarakat. Jadi mau tidak mau pengaruh masyarakat kepada aparaturnya pastilah akan sangat membekas.
Jika dikatakan bahwa aparat pemerintah itu seharusnya memberikan contoh dan tauladan yang baik kepada masyarakat. Sepertinya karena jumlah anggota masyarakat jauh lebih banyak daripada aparaturnya, maka yang terwarnai justru adalah aparatur pemerintahnya, bukan masyarakatnya.
Kecuali pegawai negeri itu robot mekanik yang mau seperti apapun kondisi masyarakatnya, dipastikan tidak akan terpengaruh sama sekali. Tapi aparat bukanlah robot, melainkan manusia yang katanya mahluk sosial, secuek apapun orangnya terhadap lingkungan sekitarnya, tanpa disadarinya pasti akan membekas juga pengaruhnya dari masyarakat.
Jadi kalau mau memperbaiki kinerja aparatur pemerintah, sebaiknya dimulailah dari masyarakatnya tempat mereka tumbuh dan bersosialisasi.