Inggris pernah menjadi negara adidaya pada beberapa waktu yang lalu. Meskipun luasnya tidak seberapa besar dibandingkan Perancis dan Spanyol, namun kehebatan armada angkatan laut dan industrinya pada masa itu sulit ditandingi para pesaingnya.
Buku-buku sejarah kita telah menyebutkan bahwa Inggris sempat berkuasa atas Hindia Timur yang saat ini telah merdeka menjadi Indonesia. Mereka berkuasa kurang lebih sejak 1811 hingga 1816 setelah Kapitulasi Tuntang.
Sudah ada beberapa analisa yang mengandaikan Inggris tidak meninggalkan Hindia Timur dan tetap mempertahankan sampai merdekanya di abad 20. Termasuk analisa sederhana yang penulis buat ini.
Penulis coba berandai-andai jika armada Inggris yang pernah mendominasi sebagian besar lautan dunia itu ada yang diwariskan kepada negeri ini. Tidak menutup kemungkinan Indonesia (kalau namanya tidak ada perubahan) akan menjadi salah satu negara terkuat angkatan lautnnya di dunia.
Memadukan dua unsur, yang pertama adalah faktor bangsa yang dijajah yang memiliki potensi sebagai wilayah kepulauan strategis dan tradisi maritim yang cukup kuat dikombinasikan dengan faktor bangsa penjajahnya yang armada lautnya tidak tertandinggi di dunia dalam waktu yang tidak sebentar. Kemungkinan yang terjadi bisa jadi Indonesia akan jauh lebih kuat angkatan lautnya daripada saat ini.
Belanda sebagai induk semang Hindia Timur sebenarnya tidak terlalu lemah angkatan lautnya, karena sempat berjaya pada masa VOC lagi kuat-kuatnya di abad 16-17. Tapi sejak abad 18, negeri itu semakin inferior dan tidak lagi banyak memainkan pengaruhnya dalam perpolitikan di Eropa dan dunia.
Dan dampaknya juga terasa di tanah jajahannya Hindia Timur. Di koloninya tersebut Belanda menjadi negara polisionil atau negara penjajah yang lebih fokus memadamkan pemberontakan dan perlawanan penduduk tanah jajahannya daripada menghadapi serangan luar dari negara asing.
Akibatnya Belanda menjadi lebih memperkuat angkatan daratnya. Terbukti dengan hanya dibentuknya KNIL atau Koninlijke Nederlansche Indische Leger yang merupakan angkatan darat Hindia Timur, sedangkan untuk angkatan lautnya masih langsung bergantung kepada angkatan laut dari Kerajaan Belanda sendiri dengan dibantu angkatan Gubernemen yang bersifat semi-militer. Ditambah lagi untuk salah satu pasukan elit yang dimiliki pemerintahan Hindia Timur pada saat itu juga adalah pasukan darat Marsose yang memang lebih terlatih untuk memadamkan gerilya para pemberontak.
Jadinya perairan maritim Hindia Belanda dijaga seadanya, apalagi pemerintahan kolonial Belanda sendiri sudah tidak terlalu kawatir karena perairan mereka di Hindia Timur itu dikelilingi oleh sekutu terkuat mereka, Inggris Raya. Bangsa asing manapun yang ingin menginvasi Hindia Timur mau tidak mau harus berhadapan lebih dahulu dengan armada Inggris yang bercokol di Singapura, Hongkong, dan Australia.
Itulah mengapa Belanda tidak mewariskan tradisi angkatan laut yang kuat kepada negeri ini. Dan coba yang berkuasa di Indonesia adalah Inggris, mungkin saja negeri ini akan dipilih sebagai lokasi pelabuhan armada angkatan lautnya karena letaknya yang memang sangat strategis.
Dari situ pasti akan ada saja anak-anak negeri jajahan dari Hindia Timur yang mencoba peruntungannya melamar ke dalam angkatan laut Inggris. Dan sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh para jebolan KNIL dan PETA yang akhirnya mengarsiteki TNI setelah Indonesia merdeka, maka para bekas para prajurit angkatan laut Inggris juga bisa saja menjadi pelopor dalam berdirinya angkatan laut di negeri ini.