Lihat ke Halaman Asli

Adi Dibyo

Guru BK SDI Makarima Kartasura dan Konsultan inklusi

Perbedaan antara Meltdown dan Shutdown pada Autisme

Diperbarui: 25 Mei 2024   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.myaspergerkids.com


Autisme adalah gangguan perkembangan neurologis yang mempengaruhi komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku individu. Salah satu karakteristik yang sering terjadi pada individu dengan autisme adalah kesulitan dalam mengatur emosi dan stres. Dalam situasi yang menantang atau berlebihan, individu dengan autisme dapat mengalami dua respons yang berbeda, yaitu meltdown dan shutdown.


Meltdown adalah respons yang terjadi ketika individu dengan autisme kehilangan kendali atas emosi mereka. Ini dapat terjadi ketika mereka merasa terlalu terbebani, terlalu banyak rangsangan, atau tidak dapat mengatasi situasi yang menantang. Selama meltdown, individu dengan autisme mungkin menunjukkan perilaku yang tidak terkendali, seperti berteriak, menangis, meludah, atau bahkan melukai diri sendiri atau orang lain. Meltdown sering kali terjadi ketika individu merasa tidak dapat mengungkapkan kebutuhan atau frustasi dengan situasi yang tidak dapat mereka kendalikan.


Di sisi lain, shutdown adalah respons yang terjadi ketika individu dengan autisme menarik diri dari lingkungan sosial dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Selama shutdown, individu dengan autisme mungkin tampak seperti mereka "mati rasa" atau tidak tertarik pada apa pun di sekitar mereka. Mereka mungkin menghindari kontak mata, berbicara dengan suara yang lemah, atau bahkan menolak berpartisipasi dalam aktivitas yang biasanya mereka nikmati. Shutdown sering kali terjadi ketika individu merasa terlalu terbebani oleh rangsangan sosial atau merasa tidak mampu berinteraksi dengan orang lain.
Perbedaan utama antara meltdown dan shutdown adalah bagaimana individu dengan autisme merespons situasi yang menantang. Meltdown melibatkan respons yang lebih ekspresif dan terlihat, sementara shutdown melibatkan respons yang lebih internal dan tersembunyi. Meltdown sering kali melibatkan perilaku yang tidak terkendali, sedangkan shutdown melibatkan penarikan diri dari lingkungan sosial.


Penting untuk diingat bahwa setiap individu dengan autisme dapat mengalami meltdown dan shutdown dengan cara yang berbeda. Beberapa individu mungkin lebih rentan terhadap salah satu respons daripada yang lain, sementara yang lain mungkin mengalami keduanya secara bergantian. Penting bagi kita untuk memahami perbedaan ini dan memberikan dukungan yang tepat kepada individu dengan autisme ketika mereka mengalami meltdown atau shutdown.
Dalam menghadapi individu dengan autisme yang mengalami meltdown atau shutdown, penting untuk tetap tenang dan memberikan lingkungan yang tenang dan aman. Mengurangi rangsangan dan memberikan dukungan emosional dapat membantu individu dengan autisme mengatasi respons mereka dengan lebih baik. Selain itu, penting juga untuk memberikan dukungan dan pemahaman kepada keluarga dan teman-teman individu dengan autisme, agar mereka dapat memberikan dukungan yang tepat dan memahami kebutuhan individu tersebut.


Dalam kesimpulan, meltdown dan shutdown adalah dua respons yang berbeda yang dapat dialami oleh individu dengan autisme dalam menghadapi situasi yang menantang. Meltdown melibatkan respons yang lebih ekspresif dan terlihat, sedangkan shutdown melibatkan penarikan diri dari lingkungan sosial. Penting bagi kita untuk memahami perbedaan ini dan memberikan dukungan yang tepat kepada individu dengan autisme ketika mereka mengalami meltdown atau shutdown.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline