Lihat ke Halaman Asli

Menyikapi Bentrokan Tolikara

Diperbarui: 23 Juli 2015   02:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Gambar : MetroTVNews

 

Ditengah pelaksanaan ibadah umat Islam Sholat Idul Fitri 1436 diseluruh tanah air tercinta Indonesia, kita tersentak dengan adanya berita bentrok horizontal yang terjadi di tanah Papua, Tolikara. Meskpun Papua ini sudah lama menjadi wilayah konflik tetapi tidak pernah terjadi sebelumnya bentrokan antar umat beragama disana.

Kerusuhan terjadi ketika sedang berlangsung Sholat Idul Fitri di lapangan Markas Komando Rayon Militer Karubaga, dimana pada saat yang bersamaan Jemaat GIDI yang sedang mengikuti Seminar merasa terganggu dan memaksa agar shalat dipindahkan ke tempat lain, dan bertindak anarkis dengan membakar puluhan kios dan Masjid Baitul Muttaqin. Dalam kerusuhan tersebut 11 anggota Jemaat GIDI tertembak peluru tajam aparat keamananan dan seorang diantaranya meninggal.

Aparat keamanan setempat dan pusat telah dengan sigap dan segera melakukan langkah pengamanan dan penyeldikan yang seksama untuk mengungkap latar belakang terjadinya kerusuhan tersebut. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan diduga ada kelompok yang sengaja menciptakan konflik antar umat beragama di Tolikara, yang sedang diselidiki.

Dipertanyakan sikap aparat setempat atas Surat Edaran GIDi yang melarang penyelenggaraan Sholat Ied, yang ditembuskan kepada pemerintah dan kepolisian setempat yang seharusnya bisa mengantisipasi dan mencegah potensi terjadinya suatu kerusuhan antar umat beragama.

Menurut kesaksian yang beredar saling bertentangan, ada yang mengatakan jemaat GIDI menyerang umat muslim yang tengah sholat, membakar kios dan masjid dan dihalau tembakan aparat. Cerita lain, penyerangan terhadap umat muslim terjadi setelah jemaat GIDI ditembaki aparat dengan peluru tajam. Ada juga isu bahwa tembakan bukan berasal dari aparat, melainkan anggota OPM. Berbagai versi ini harus dijernihkan dengan mengungkapkan fakta apa adanya tanpa sedikitpun unsur rekayasa untuk kepentingan siapapun.

Mengingat hubungan antar umat beragama di Papua yang amat baik selama ini, bukan tidak mungkin kerusuhan Tolikara sebenarnya cuma symptom dari persoalan yang lebih besar. Dan aksi intoleran ini merupakan ledakan dari akumulasi persoalan yang tidak pernah tuntas hingga saat ini, yang didominasi oleh kekerasan dan senjata.

Langkah Presiden Jokowi sudah bagus yakni dengan merintis upaya damai dengan membebaskan tahanan politik beberapa waktu yang lalu, dan upaya ini perlu dilanjutkan dengan kebijakan substansial dan merupakan tantangan bagi pemerintahan Jokowi untuk menyelesaikannya dengan tuntas dan memenuhi unsur keadilan yang hakiki bagi semua pihak terkait.

Selain itu, pemerintah serta para pemuka dan tokoh agama perlu mengintensifkan dialog, agar hak setiap warga Negara untuk melakukan ibadah berdasarkan agama dan keyakinannya sesuai UUD 1945 terjamin dengan aman dan sentosa.

 

Sumber :

Tempo

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline