Penulis merasa sangat beruntung, karena termasuk dalam kuota untuk mengikuti Pelatihan Sistem Bio Energi yang diselenggarakan oleh Kompasiana pada tanggal 30 Agustus, 2016 di Lantai 6, Gedung Kompas, Jl Palmerah Barat, Jakarta Barat.
Pelatihan tersebut dipandu langsung oleh Sang Master dan juga Kompasianer senior Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Tjiptadinata suami isteri, yang berdomisili di Woologong, Australia, yang sedang mudik berlibur, hingga acara Kompasianival 2016 nanti.
Diawal pelatihan secara ringkas pak Tjipta, menjelaskan bahwa terapi diri dengan sistem bio energi ini disebut Reiki, yang berasal dari bahasa Jepang. Rei berari alam semesta dan Ki berarti energi yang disebut juga Chi dalam bahasa Mandarin atau Prana dalam bahasa Sanskrit, sedangkan dunia barat menyebutnya dengan ‘life force’. Jadi Reiki ini bermakna energi alam semesta alias Universal Life Force.
Reiki menyalurkan energi secara merata ke tubuh seseorang sehingga ketidak seimbangan energi dalam tubuh bisa diatasi dan dengan sendirinya gangguan kesehatan bisa dicegah atau dihentikan dalam waktu lebih singkat. Siapa saja bisa menggunakan Reiki, asalkan jalur energinya sudah bersih dan frekuensi energinya memadai. Ada beberapa simbol yang digunakan dalam teknik Reiki, namun pak Tjipta tegaskan tidak ada unsur klenik apapun, dan tidak menganut agama tertentu, sehingga terbuka bagi semua orang yang berminat.
Inisiasi adalah cara pintas untuk membersihkan jalur energi serta meningkatkan frekuensi energi seseorang agar dapat beresonansi dengan energi Reiki. Inisiasi ini adalah tindakan pembukaan cakra-cakra, penyelarasan jalur yang akan dilalui oleh energi, dan pengisian tenaga. Inisiasi membuat seseorang mampu menarik tenaga dari alam dan mengalirkannya untuk penyembuhan. Inisiasi hanya dapat dilakukan oleh seorang Reiki Master yang mampu. Secara bergantian, Pak Tjipta dan Bu Rose, memberikan inisiasi kepada seluruh peserta. Sedangkan penulis mendapatkan inisiasi dari pak Tjipta.
Setelah semua peserta mendapatkan inisiasi, Bu Rose melanjutkan dengan memandu para peserta untuk praktek langsung menggunakan simbol2 seperti Cho Ku Rai, Shei Hei Ki, dan Hon Sa Se Sonen untuk pengobatan diri, pengobatan orang lain dan pengobatan jarak jauh. Penulis sendiri secara khusus mentargetkan terapi diri Reiki ini untuk berhenti merokok yang baru dilakonin selama 54 tahun, dan menghentikan penggunaan kaca mata. Di akhir acara setiap peserta mendapatkan “Certificate of Attunement”, dan seperti biasa sesi ditutup dengan foto bersama para pelatih dan peserta.
Selain mendapatkan manfaat dari pelatihan Bio Energi Rieki ini, penulis juga sempat bersilaturahim dengan kompasianers yang pernah bertemu muka sebelumnya seperti Pak Tjipta, Bu Rose, Pak Thamrin Sonata dan mba Syifa Annisa, serta kompasianers yang baru pertama jumpa yakni : Mas Rifki Feriandi, Mba Indria Salim, Mas Yos Mo, mba Dewi Puspasari, mba Arum Sato, Hamdanul Fain, Tamita Wibisono, Riap Windhu, Uwan, serta mba Widha dari Admin Kompasianer. Syukur Alhamdulillah!!
Akhirnya, perkenankanlah kami untuk mengapresiasi dan menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas terselenggaranya acara pelatihan yang sangat bermanfaat ini yang merupakan bagian dari “Kompasianival 2016” dengan tema berbagi kepada Admin Kompasiana, dan khususnya kepada Pak Tjipta Dinata dan Bu Roselina, yang telah memberikan pelatihan ini secara gratis termasuk penyediaan, buku2, diktat2, serta makan siang yang maknyuss. Semoga Alllah membalas semua kebaikan keduanya dengan keberkahan dan kesehatan yang melimpah. Aamiin YRA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H