Lihat ke Halaman Asli

Hijab Tapi Fashion

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14218772141817431834

Gambar : FB/Yana Nurliana

Sejatinya di satu keranjang buah stroberi segar yang mengandung vitamin C tinggi, ada beberapa butir yang rusak. Sayangnya, ada seseorang dengan ‘kreativitas tinggi’, kemudian fokus memberitakan, menceritakan dan terus menerus menginformasikan tentang beberapa butir buah busuk, ketimbang berbagi indormasi dan fokus pada buah yang bagus dan menyehatkan, yang jumlahnya jauh lebih banyak dalam keranjang tersebut.

Itulah yang dilakukan oleh HB, seorang sutradara muda yang kerap kali membuat film tentang keburukan ‘muslim’, sehingga terlihat menjadi buruk dan tidak adil. ‘Perempuan Berkalung Sorban’ adalah satu dari beberapa film “Islami”nya yang menggambarkan analogi buah stroberi tadi, memantabkan dirinya sebagai penerbir keben cian pada Islam. HB berdalih bahwa dia hanya ingin menyampaikan bahwa realita ini ada dikalangan pondok pesantren. Realita ini mungkin benar, tetapi kenapa dia tidak memberitakan prestasi santri2 di Pesantren, agar menjadi inspirasi ketimbang sibuk menonjlkan sisi gelap sebuah pesantren.

HB berkolaborasi dengan sang istri ZM, melakukannya lagi, kali ini dengan membuat film drma denre komedi berjudul ‘Hijab’. Hijab yang bagi seorang muslimah adalah sama pentingnya dengan perintah sholat, namun film ini menggambarkan mirip film Amerika Sex and the City (SaTC), yang menceritakan suatu persahabatan, cinta dan minuman beralkohol yang dilakukan oleh seorang muslim, seolah2 menjadi kebiasaan seorang muslim yang sedang mencari pelarian dari rasa sedih, kecewa, depresi dan dilabuhkan pada minuman beralkohol. Selain itu digambarkan pula karakter sorang ‘muslim fanatik’ keturunan Arab, berjanggut, bercelana cingkrang, mengharamkan istrinya ‘bekerja’ diluar rumah, yang menyampaikan pesan seolah ‘pemahaman Islam yang baik’ terlihat dzalim, kejam, mengekang, dan menyiksa kebebasan asazi seorang wanita.

Sungguh ironis sebuah film yang memakai judul begitu sakral tetapi berisi keburukan manusiawi yang bisa terjadi dimanapun, apapun agamanya sehingga seburuk2nya judul yang paling tepat hanyalah ‘Fashion’ dan bukan ‘Hijan’.

Memang, kita tidak bisa melarang seorang HB yang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan ide2 cemerlangnya dibidang cinema yang merupakan dunia dan profesinya, tapi paling tidak kita bisa menyentilnya dengan mengkritisi dan tidak usah menonton film tersebut.

Sumber : FB Yana Nurliana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline