Lihat ke Halaman Asli

Setetes Embun

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam yang luka telah berlalu
Tersenyumlah mentari baru
Kau dan aku duduk memutihkan awan
Melirik setetes embun

Ia murni, bening, perawan, tanpa ada guratan tinta yang coba menodai

Sebuah siklus
Selalu begitu dan selalu murni

Dan langkah kita
Selalu di meja yang sama dengan gelas kopi yang sama
Tak berubah
Kita hanya menunggu kartu yang dibagi

Kita memetik anggur
Tanpa tahu wujud pokoknya

Segalanya hanyalah parfum dan tisu
Mengharap kebersihan dalam tindak penuh nafsu

Tak seperti setetes embun
Kita selalu menghias topeng
Kita adalah sebuah siklus
Tanpa kemurnian

Setetes embun
Lukisan yang kulirik

Aroma yang harus kuhembuskan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline