Lihat ke Halaman Asli

Axell Raditya Dhiaurrahman

Mahasiswa Sarjana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Bahaya! Kurang Olahraga Bisa Membuat Indeks Massa Tubuh Buruk? Cek Selengkapnya!

Diperbarui: 13 Desember 2024   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (Sumber Gambar: Freepik)

Tahukah Anda apa itu Indeks Massa Tubuh (IMT)? Jadi, Indeks Massa Tubuh atau IMT adalah cara yang digunakan untuk menentukan status gizi seseorang. Cara menghitungnya adalah dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Berdasarkan standar dari World Health Organization (WHO), IMT yang normal berada dalam rentang 18,5 hingga 25 kg/m. Jika nilainya berada di luar rentang tersebut, maka IMT tersebut dianggap tidak normal. Nah, apabila seseorang memiliki IMT yang tidak normal, maka ia akan mengalami berbagai gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut bisa berupa anemia, osteoporosis, penurunan sistem imun tubuh, hipertensi, diabetes, stroke, serangan jantung, berbagai jenis kanker, gangguan kesuburan, gangguan hati, dan masih banyak lagi. Berbahaya bukan?  Nah, maka dari itu, kita perlu menjaga IMT kita agar tetap dalam rentang yang normal. 

IMT yang tidak normal seringkali dipengaruhi oleh gaya hidup, seperti kurangnya aktivitas fisik. Bentuk aktivitas fisik yang dapat kita lakukan salah satunya adalah dengan berolahraga. Olahraga merupakan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan. Bentuknya beragam, mulai dari olahraga yang ringan seperti berjalan kaki atau yoga, hingga aktivitas yang lebih berat seperti lari atau angkat beban. Selain menjaga kebugaran jasmani, olahraga juga berperan penting dalam mengatur berat badan kita agar tetap ideal, lho! Dengan rutin berolahraga, tubuh akan membakar kalori dengan lebih efektif sehingga keseimbangan energi dalam tubuh kita akan tetap terjaga. Menariknya, olahraga tidak hanya membakar lemak, tetapi juga membantu membentuk otot yang bisa membuat metabolisme tubuh bekerja dengan lebih optimal, bahkan saat kita sedang beristirahat.

Namun, dibalik banyaknya manfaat dari olahraga, masih banyak orang yang kurang suka dengan kegiatan tersebut. Padahal, kurangnya aktivitas fisik atau olahraga dapat membuat IMT kita tidak normal. Ada beberapa alasan yang membuat seseorang jarang berolahraga, seperti kurangnya waktu, banyaknya tugas yang harus diselesaikan, merasa olahraga terlalu melelahkan, tidak memiliki minat terhadap olahraga, menganggap olahraga mahal, merasa olahraga terlalu berat, tidak memiliki perlengkapan yang memadai, serta kurangnya motivasi untuk berolahraga. Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa kegiatan sederhana yang bisa dilakukan untuk tetap aktif secara fisik tanpa membutuhkan banyak waktu, biaya, atau perlengkapan. Misalnya, berjalan kaki selama 15--30 menit setiap hari, naik turun tangga di rumah atau tempat kerja, melakukan peregangan ringan di sela-sela aktivitas, mengikuti video latihan singkat di rumah, atau melakukan olahraga seperti yoga yang tidak memerlukan banyak peralatan. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya mudah dilakukan, tetapi juga membantu menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Menurut WHO, olahraga dengan intensitas sedang dianjurkan selama 150-300 menit per minggu atau sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap hari. Jika Anda memilih olahraga intensitas tinggi, durasinya cukup 75-150 menit per minggu atau 15-30 menit per hari. Jadi, Anda bisa menyesuaikan jadwal olahraga sesuai rutinitas dan tujuan masing-masing.

Pagi hari sering dianggap ideal untuk olahraga karena bisa meningkatkan energi, suasana hati, dan metabolisme. Jika Anda berolahraga sebelum sarapan, tubuh akan membakar lemak lebih efektif. Di sisi lain, sore atau malam hari cocok untuk latihan intens karena suhu tubuh lebih tinggi sehingga otot lebih siap dan daya tahan tubuh lebih optimal. Selain itu, olahraga di waktu ini juga membantu menghilangkan stres setelah aktivitas sehari-hari. Namun, hindari berolahraga terlalu larut agar tidur tetap nyenyak.

Sebelum mulai, jangan lupa untuk pemanasan selama 5-10 menit untuk mencegah cedera. Pastikan tubuh terhidrasi dan mengonsumsi camilan ringan, seperti pisang atau roti gandum. Hindari olahraga dalam keadaan lapar atau setelah makan berat. Saat berolahraga, gunakan teknik yang benar. Setelah selesai olahraga, lakukan pendinginan untuk merilekskan otot, minum air, dan konsumsi makanan bergizi untuk membantu pemulihan. Jangan langsung duduk atau tidur agar aliran darah kembali normal. Mengonsumsi vitamin C sebelum atau sesudah olahraga juga bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh, mempercepat pemulihan, dan membakar kalori lebih banyak. Yang paling penting, jaga konsistensi olahraga dan tambahkan variasi dalam latihan Anda agar tidak bosan. Dengan begitu, tubuh Anda akan tetap bugar dan hasilnya pun maksimal!

Penulis:

  • Axell Raditya Dhiaurrahman
  • Maheswara Ardhani Nararya
  • Mutmainnah
  • Yuni Andrianningsih

Daftar Pustaka:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline