Lihat ke Halaman Asli

Axel Hans

IG: axel.hansk

Review Pride & Prejudice (2005): Ketika Cinta Meruntuhkan Kelas Sosial

Diperbarui: 28 Juni 2021   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari Mr Darcy dan Elizabeth yang merupakan tokoh utama di dalam Film

Pride & Prejudice adalah sebuah film yang dirilis pada tahun 2005 dan diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Jane Austen. Film ini dibintangi oleh Keira Knightley, Rosamund Pike, Matthew Macfadyen, dan lain lain. Film Pride & Prejudice memiliki latar waktu sekitar pada akhir abad ke-18 dimana kelas sosial masih merupakan suatu hal yang penting di zaman tersebut. 

Fokus cerita pada film tersebut adalah mengenai sebuah keluarga Bennet yang didalamnya terdapat banyak anak perempuan yang dipaksa oleh ibunya untuk menikah dengan orang orang dari kelas sosial yang tinggi. 

Diceritakan bahwa seorang perempuan bernama Jane dijodohkan oleh seorang yang kaya yang bernama Mr.Bingley di sebuah pesta. Sedangkan anak perempuan dari keluarga Bennet bernama Elizabeth yang lain bertemu dengan Mr. Darcy yang berasal dari keluarga bangsawan atau terpandang. 

Saat pertemuan pertama Elizabeth dengan Darcy, timbul rasa benci di dalam diri Elizabeth karena sifat Darcy yang sombong dan tidak ramah. Namun seiiring berjalannya waktu justru rasa cinta timbul di dalam diri Darcy kepada Elizabeth. Sayangnya kisah cinta yang terjadi di antara anak perempuan keluarga bennet dengan pria yang memiliki status sosial yang lebih tinggi berhadapan dengan konflik yang ada. Cerita selengkapnya bisa kalian saksikan di layanan streaming Netflix.

Setelah menonton Pride & Prejudice seperti film drama romantis lainnya kekuatan dari dialog yang terjadi di dalam film haruslah kuat. Hal itu berhasil ditunjukan di film ini, dialog yang ditampilkan sangat sederhana sehingga dapat membuat penonton menjadi lebih mudah untuk memahami. 

Selain itu Karakter dalam film Pride & Prejudice juga sangat membantu untuk membuat film ini menjadi lebih menarik. Terdapat perbedaan di setiap karakter yang ada di film tersebut sehingga menjadi lebih berwarna. Contohnya adalah karakter Jane dan Elizabeth, kedua karakter kakak beradik tersebut memiliki sifat yang berbeda. 

Jane dengan sifat lemah lembut, elegan, dan lebih pendiam jika dibandingan dengan adiknya yaitu Elizabeth yang cenderung lebih banyak berbicara, ceria, dan bisa dikatakan cerdas dalam beropini. 

Karakter tokoh yang berlawanan di dalam sebuah film tentunya dapat membuat film berasa menjadi lebih hidup. Scoring atau musik instrumen klasik juga membuat kesan abad ke-18 menjadi lebih terasa dan memberikan efek yang menenangkan. 

Kesan ending yang diberikan di dalam film ini bisa dikatakan sangat pas dan tepat untuk mengakhiri semuannya. Hal tersebut disebabkan karena pilihan happy ending merupakan sesuatu yang tepat setelah semua konflik yang dialami. 


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline