Sebuah karya dari Hanung Bramantyo mengenai masa kuliah dari Presiden ke-3 Indonesia yaitu Bacharuddin Jusuf Habibie. Keseluruhan Film ini bercerita mengenai perjuangan dari Habibie ketika dia hidup di Jerman. Beberapa adegan dalam film ini menunjukan perjuangan Habibie muda dalam membentuk rencana untuk masa depan Indonesia kedepannya.
Dalam mewujudkan impiannya Habibie dibantu oleh beberapa teman yang setia mendukung cita citanya. Beberapa teman tersebut adalah Lim Keng Kie, Poltak Hasibuan, Peter, dan masih banyak lagi. Film ini juga memperlihatkan bagaiman seorang Habibie sangat mencintai dan berjuang untuk Indonesia.
Film diawali dengan cerita masa kecil Habibie seperti ketika terjadi pengeboman yang dilakukan oleh pesawat Jepang di kampung halaman Habibie. Setelah itu barulah mulai perjuangan Habibie muda di Jerman. Saat tiba di Jerman Habibie mengalami sedikit kesusahan ketika mencari tempat tinggal.
Pada akhirnya Rudy berhasil mendapatkan tempat tinggal setelah memperbaiki mesin penghangat dari pasangan suami istri Jerman Belanda. Suatu hari ketika keluar dari kampus Keng Kie dengan semangat menyapa Habibie dan mengajaknya untuk datang kesebuah acara di mana Presiden Soekarno memberikan pidato kepada mahasiswa di Eropa.
Pada saat itulah Habibie bertemu dengan teman teman Indonesia lainnya dan mengajak Rudy ujtuk bergabung ke Persatuan Pelajar Indonesia (PPI).
Awalnya Rudy tidak tertarik untuk bergabung ke PPI, namun setelah menyelesaikan ujian Rudy pun memutuskan untuk bergabung dan bahkan berminat untuk menjadi ketua PPI Aachen.
Akhirnya Rudy Habibie terpilih menjadi ketua PPI Aachen setelah mengadakan pemilihan umum. Setelah menjadi Ketua justru banyak halangan untuk Rudy menjalankan rencananya. Salah satu penghalang adalah kumpulan mahasiswa ikatan dinas yang merasa bahwa mereka lebih unggul dari Rudy karena mereka semua pernah membela Indonesia dalam pertempuran.
Kelompok mahasiswa ikatan dinas sering kali menolak beberapa usulan yang diberikan oleh Rudy. Bahkan dalam salah satu adegan Rudy diancam dengan pistol oleh salah satu mahasiswa ikatan dinas yang bernama Peter. Namun berulang kali juga Rudy tetap memiliki pendirian yang teguh ketika terjadi penolakan. Selain itu dukungan dari beberapa teman dan ibunya juga menjadi suatu hal yang penting bagi Rudy untuk tetap semangat.
Kecintaan Rudy Habibie terhadap Indonesia juga beberapa kali ditunjukan. pertama ketika penelitian Rudy disita oleh pemerintah Jerman. Mereka menawarkan kepada Rudy, jika ingin penelitian miliknya ingin kembali dia harus menjadi Warga Negara Jerman. Terbukti bahwa Habibie tidak menerima tawaran itu dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia. Kedua adalah semua rencana yang diberikan oleh Rudy bertujuan untuk membantu Indonesia agar lebih maju khususnya dibidang industri dirgantara.