Ada banyak alasan yang menjadikan seseorang memutuskan untuk memakai behel gigi. Entah alasan estetika, fungsi mengunyah, perbaikan bicara, atau alasan medis lainnya. Untuk alasan estetika, hal ini diharapkan mampu meningkatkan percaya diri dengan memiliki senyum yang indah. Sedangkan untuk alasan kesehatan, sesuai instruksi dokter gigi, bisa memperbaiki fungsi gigi dan mencegah kerusakan gigi.
Namun, biasanya dua hal ini saling berhubungan. Gigi yang tidak rata menyebabkan kesulitan dalam mengunyah dan juga menyebabkan berbagai masalah kesehatan gigi. Dan itulah yang kualami. Kesehatan dan kecantikan, dua-duanya menjadi alasan.
Kenapa?
Pertama, masalah kesehatan. Gigi berantakan membuat gigi susah dibersihkan secara sempurna. Karena memungkinkan ada bagian gigi yang tidak terjangkau sikat gigi. Selanjutnya menyisakan sisa makanan dan membuat gigi berlubang. Itulah yang kualami. Gigiku cukup berantakan dan saling berjejal. Sampai beberapa bulan sebelum pasang behel, sudah lima gigi yang dicabut karena gigi berlubang. Ditambah dua gigi yang harus ditambal.
Sakit gigi pun sudah biasa kualami, karena sebenarnya masih ada beberapa gigi berlubang yang belum ditambal. Awalnya hal ini tidak menjadi masalah, karena sakit gigi sudah menemani hari-hariku selama ini. Namun sakit gigi ini mulai mengganggu pekerjaan dan aku sudah tidak bisa santai saat sakit gigi. Tidak seperti dulu. Apakah karena bertambahnya usia? Entahlah.
Saran untuk memakai behel sendiri sudah berulang kali kudengar tiap aku memeriksakan gigi di dokter gigi. Namun, karena pemasangan behel "tidak murah", ada banyak pertimbangan sampai akhirnya aku mantap untuk memakainya.
Di masalah kecantikan, gigiku terlihat 'maju' dan tidak rata. Bagus sebenarnya jika dilihat dari depan, tapi dari samping tidak demikian. Dan hal ini mengurangi rasa percaya diriku. Sebisa mungkin tidak tertawa terbahak-bahak agar tidak memperlihatkan gigi.
Jadi, memakai behel ini menjadi usahaku memperbaiki semua permasalahan, baik masalah kesehatan maupun estetika. Dan beberapa bulan ini, sudah kurasakan perbedaannya. Kuharap selanjutnya akan lebih baik lagi.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H