[n] warna antara hitam dan putih
Pernah berada diantara dua kutub yang berbeda? Bukan introvert, tapi bukan pula ekstrovert. Tidak begitu mahir, tapi bukannya tidak tahu sama sekali. Tidak ikut kubu A, tidak pula dengan kubu B.
Netral. Begitulah gambaran orang yang berada di tengah-tengah. Sebagaimana abu-abu yang berada diantara hitam dan putih, orang netral tidak terlalu condong ke satu sisi. Tidak terlalu condong ke putih, tidak pula ke hitam.
Sifat netral ini menjadikan kita dapat melihat suatu hal secara objektif. Kita bisa melihat suatu hal dari berbagai sisi tanpa memasukkan pandangan pribadi atau subjektif.
Abu-abu
[a] ki tidak jelas
Hitam dan putih sering diibaratkan sebagai garis batas yang menunjukkan kejelasan. Ya atau tidak. Salah atau benar. Namun, abu-abu justru memperlihatkan ketidakpastian dan kompleksitas. Situasi yang belum terbukti kebenarannya sering disebut “masih abu-abu”. Abu-abu juga disebutkan untuk sesuatu yang tidak dapat dipahami dalam skema hitam-putih atau benar atau salah secara mutlak.
Abu-abu mengajarkan kita untuk dapat memikirkan sesuatu secara mendalam, karena ketidakpastian ini memungkinkan terjadinya perubahan. Tak melulu soal benar-salah, penting untuk melihat aspek lain agar dapat membuat keputusan yang bijaksana. Ketidakpastian ini juga mengharuskan kita untuk memiliki aspek preventif atau pencegahan.
Yuk belajar dari warna abu-abu. Bersikap netral, melihat sesuatu secara mendalam dan menciptakan skema pencegahan adalah hal yang perlu.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H