Lihat ke Halaman Asli

Axelda

Freelance Blogger

Berbicara Tak Sekadar Berbahasa

Diperbarui: 1 September 2024   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Canva.com

Berbicara tak sekadar berbahasa.

Berbicara tidak sekadar mengucapkan bunyi bahasa. Pengucapan bunyi bahasa bukanlah tujuan, tapi alat. Ucapan "ya" tanpa konteks tak berarti apa-apa, berbeda dengan kata "ya" setelah pertanyaan "Apakah hari ini hari Rabu?". Kata "ya" menjadi respon yang berisi informasi.

Begitulah bahasa menjadi media untuk dapat menyampaikan tujuan pembicara, baik itu untuk merespon, memberi informasi, membujuk, mempengaruhi, atau mengeluarkan pikiran.

Berbicara untuk berkomunikasi.

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Untuk itu, penting untuk berbicara dengan baik agar dapat menciptakan komunikasi yang baik pula. Sebaliknya, cara penyampaian yang buruk justru akan memberikan kesan negatif. Saat berbicara, kita dapat melibatkan beberapa anggota tubuh kita seperti gerakan tangan, tubuh dan ekspresi raut muka. Hal ini akan memperjelas maksud tujuan kita. Seperti anggukan kepala untuk jawaban ya dan gelengan kepala sebagai pelengkap kata tidak.

Berbicara sesuai konteks dan kebutuhan.

Saat berbicara, kita harus memperhatikan konteks dan kebutuhan komunikasi. Lingkungan tempat kita berbicara mempengaruhi gaya berbicara kita, apakah itu di depan umum, dalam rapat bisnis, atau dalam kegiatan informal. Semua harus disesuaikan. Dengan konteks yang tepat, komunikasi dua arah tercipta secara positif. Sebaliknya, konteks yang tidak tepat justru menimbulkan persepsi negatif.

Diam adalah emas.

Jika perkataan kita berpotensi menimbulkan masalah atau merusak situasi, lebih baik diam. Jika kita tidak yakin aakn kebenarannya, pikirkan dahulu. Kita harus memikirkan baik-baik apa yang kita ucapkan, karena perkataan kita bisa jadi memberi dampak besar kepada orang lain.

Jadi, kenal baik-baik apa tujuan kita berbicara. Perhatikan juga konteks dan bagaimana gerak tubuh yang sesuai. Jika berpotensi membawa dampak negatif, lebih baik diam. 

Semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline