Lihat ke Halaman Asli

Autobiografi Galuh Anggraini Aurelliansyah

Diperbarui: 8 Mei 2023   05:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

KISAH AUREL

Galuh Anggraini Aurelliansyah adalah nama lengkapku yang diberikan oleh ibuku. Galuh merupakan marga dari keluarga ayah yang berasal dari Kalimantan Timur. Anggraini memiliki arti murah hati diambil dari sanskerta. Lalu Aurel terinspirasi dari nama ilmiah ubur-ubur bulan yaitu Aurelia aurita dan terakhir Liansyah merupakan gabungan nama dari ayah dan ibuku. Aku lahir di Kota Surabaya tepatnya pada hari Kamis tanggal 5 bulan April tahun 2007, aku lahir tepat ketika adzan shubuh berkumandang.

Selama 2 tahun aku bersama orangtuaku kami tinggal di rumah orangtua dari ibuku, setelah itu kami memutuskan untuk pindah dan menginjakkan kaki di Kabupaten Tangerang. Kami tinggal di salah satu perumahan yang terletak di Citra Raya. Saat aku berumur 3 tahun ibuku melahirkan adik pertamaku seorang perempuan pada tahun 2010, tahun berikutnya yaitu 2011 adikku yang kedua seorang laki-laki terlahir. Aku pun bersekolah di TK Raudhatul Ulum di umur 5 sampai 6 tahun. Bahkan sebelum aku masuk TK aku telah lancar dalam membaca dan menulis kata-kata hanya saja ibuku ingin aku sekolah dan mendapatkan ijasah agar bisa menaiki ke jenjang betikutnya. Setelah itu aku bersekolah di SDIT Al-Fatih 1 atas pilihan ayah dan ibuku. Awalnya aku adalah seorang anak yang hanya tahu bersenang-senang saja dalam hidup tanpa memikirkan prestasi. Namun, pada saat aku duduk di bangku kelas 2 pada semester 1 aku meraih ranking pertama dan juga gelar juara umum. Semenjak saat itulah awal tumbuhnya ambisi dan semangatku untuk menambah lebih banyak prestasi lainnya. Aku memutuskan untuk belajar yang lebih rajin dan giat. Orangtuaku juga sangat senang dan selalu membantuku dengan mengajariku banyak hal serta turut memotivasiku akan setiap tindakanku. Hingga akhirnya dari kelas 3 sampai kelas 6 aku stabil dalam mendapatkan rangking 1 di kelas. Aku juga telah meraih juara umum sebanyak 3 kali dan telah menghafal Al-Qur'an sebanyak 4 juz yakni juz 30 saat kelas 2, juz 29 saat kelas 4, juz 28 saat kelas 5, juz 27 saat kelas 6. Menghafal Al-Qur'an bukanlah suatu hal yang gampang melainkan lebih susah dari belajar mata pelajaran sekolah karena membutuhkan ingatan dan daya ingat yang kuat. Banyak sekali perjuangan yang telah kulakukan hingga bisa menghafal 4 juz tersebut seperti tidur hanya 2 jam saat malam hari dan 2 minggu aku mengejar hafalan surah yang belum selesai agar bisa wisuda tahsin. Tak hanya itu selama aku berada di SDIT Al-Fatih 1 aku banyak mendapatkan prestasi juara lomba-lomba baik di dalam maupun di luar sekolah. Seperti baca dan cipta puisi, story telling, serta pidato bahasa Inggris dan Indonesia. Kelas 3 sampai kelas 5 aku mengikuti ekstrakurikuler Marching Band dan meraih juara di luar sekolah, kelas 3 dan 4 SD aku memainkan pianika lalu saat kelas 5 aku menjadi dirijen untuk Marching Band sekolahku. Di bangku kelas 4 aku dipilih untuk mewakili sekolah pada lomba baca puisi FLS2N tingkat Kecamatan. Aku mendapatkan juara 2 pada waktu itu. Di kelas 5 aku juga mengikuti lomba OSN Matematika tetapi sayangnya tidak mendapatkan juara dan hanya mendapat sertifikat sebagai partisipan saja. Terakhir kelas 6 aku juga dipilih sekolah lagi untuk mengikuti lomba tingkat kecamatan dan meraih juara 1 pada lomba Da'i cilik.

6 tahun sudah ku jalani, di akhir masa SD aku terpilih sebagai salah satu dari siswa yang akan pergi study tour ke luar negri Malaysia dan Singapura selama 5 hari. Siswa/siswi yang terpilih telah menjalani berbagai macam seleksi baik itu seleksi akademik, fisik, maupun wawancara oleh guru-guru kami. Kami pun mengunjungi berbagai macam tempat wisata disana, seperti twin tower, museum coklat, marina by the bay, orchard road, dan masih banyak lagi. Satu hal yang masih teringat di benakku sampai saat ini adalah disaat aku dan beberapa temanku memasuki kereta bawah tanah di dalam kereta sangat ramai orang-orang lainnya aku bahkan tidak kebagian tempat untuk duduk, saat itu aku sedikit mengantuk dan tidak fokus sehingga tidak mendengar instruksi yang diberikan bahwa lokasi tujuanku telah tiba. Pintu kereta pun terbuka dan semua orang secara cepat terburu-buru untuk pergi keluar, aku yang merupakan seorang gadis berusia 12 tahun dan tidak memiliki tenaga untuk bertahan dalam kerumunan orang dewasa, pintu kereta pun tertutup dan beberapa dari kami terjebak di dalam. Kereta langsung berjalan dan pergi menuju lokasi berikutnya, kami sangat kebingungan tak tahu harus apa. Aku sempat mengira bahwa aku tidak akan pernah bisa pulang lagi, sampai akhirnya ada satu perempuan yang membantu kami. Dia memberitahukan kami untuk turun di lokasi berikutnya dan menaiki kereta sebelah untuk balik ke tujuan kami sebelumnya. Pada saat itu kami sangat berterimakasih kepada perempuan tersebut, singkat cerita saat kami kembali beberapa guru-guru kami sudah menunggu kami di luar kereta. Tak hanya itu saat kami menghampiri toko souvenir  aku belanja cokelat, gantungan kunci, kaos, tas dan masih banyak lagi untuk aku bawa pulang dan membagikannya ke orang terdekatku. Hari-hari disana takkan kulupakan karena merupakan pertama kalinya bagiku untuk bisa pergi ke luar negri.

Setelah wisuda kelulusan aku memasuki ke jenjang berikutnya di tempat yang sama, yang tak lain tak bukan SMPIT Al-Fatih 1. Sekolah yang sama, suasana yang sama, teman yang hampir tidak berubah, namun pengalaman yang jauh berbeda. Di kelas 7, aku mengikuti organisasi sekolah dan menjabat di OSIS sebagai bendahra II, di kelas 8 aku mencalonkan diri sebagai ketua OSIS. Aku pun terpilih sebagai ketua OSIS periode 2020/2021 atas berdasarkan vote warga sekolah SMPIT Al-Fatih 1. Prestasi yang telah kuraih di masa SMP hampir sama dengan sewaktu SD. Saat kelas 9, aku meraih juara 1 lomba speech 3 bahasa (Inggris, Arab, Indonesia) yang diadakan oleh sekolah SMAN CMBBS. Aku juga melanjutkan hafalanku di SMP, aku berhasil mendapatkan 2 juz yaitu juz 26 kelas 8 dan juz 1 kelas 9. Selama 3 tahun aku masih stabil dalam meraih ranking 1 dan juga juara umum di kelasku, namun saat aku berada di bangku kelas 9 nilaiku turun dan mendapat ranking 3. Aku sangat terpuruk akan nilaiku pada waktu itu, aku merasa bahwa aku tak sanggup untuk bisa kembali lagi meraih ranking pertama. Orangtuaku memberikanku motivasi untuk meningkatkan cara belajarku karena ini bukanlah akhir dari segalanya. Saat wisuda kelulusan aku mendapatkan 5 penghargaan yang diberikan oleh sekolah yaitu penghargaan atas prestasi terbaik, nilai US terbaik, terbaik di bidang organisasi, terbaik di bidang bahasa, terbaik di bidang tahsin, dan mendapat gelar siswa teladan. Aku tidak percaya bahwa aku bisa mendapatkan penghargaan tersebut dan sangat bersyukur akan semua yang telah aku jalani hingga aku bisa mencapai semua prestasi tersebut.

15 tahun sudah kulalui sampai aku berada di saat ini, di bangku SMA. Kini aku bersekolah di SMAN 3 Kab. Tangerang, aku menemukan banyak teman baru dan seorang spesial yang akan menjadi bagian dari hidupku mulai saat ini. Perjalananku masih belum berakhir pada akhir cerita ini, melainkan merupakan awal dari perjuanganku untuk meraih cita-cita dan masa depan yang aku inginkan. Aku sangat berterimakasih kepada semua orang yang selalu menemaniku sampai detik ini khususnya ayah dan ibuku, tanpa mereka aku tidak akan menjadi aku yang sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline