Lihat ke Halaman Asli

Tatkala Ketemu Satpam di Depan Komplek

Diperbarui: 20 Juli 2018   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tatkala Ketemu Satpam Di Depan Komplek - Foto: Pixabay.com

Ada sebuah kejadian yang menurut gue menarik, kalau elo tinggal di sebuah komplek yang ada satpamnya. Setiap kali elo lewat pintu gerbang, elo bakalan ketemu sama seorang  satpam.

Iya tugas dia memang memastikan orang yang keluar masuk kompleks memiliki niatan baik. Eh memang pak satpam bisa baca niat di hati orang gitu?  Ya minimal dia bisa memperkirakan orang ini dikenal atau tidak dan ditanya tujuannya kalau masuk ke dalam komplek.

Nah bagi gue sebagai penghuni di dalam komplek yang sudah hampir dua tahun mengontrak di dalamnya, ada perlakuan yang menarik waktu pak satpam bertemu dengan orang orang yang masuk ke kompleks.

Pertama kalau elo naik mobil, gue perhatikan mereka akan sangat santun menyapa. "Mau kemana pak?" tambah senyum. Apalagi kalau sudah sama yang kenal "Silahkan, Bu" dengan tangan terbuka memberi jalan.

Tapi kalau yang datang pakai motor, pak satpam mulai tanya tanya dengan suara datar. "Mau kemana, Pak." kali ini tanpa senyum. Terus mengangguk-angguk, sambil tangannya kasih melambai kayak tukang parkir agar si tamu langsung masuk.

Nah parahnya kalau elo datang dengan jalan kaki. Ojek online loe nggak masuk ke dalam komplek karena peta tujuan elo cuman sampai depan atauemang elo naik kendaraan umum. 

Elo bakalan ditanya sama  pak satpam dengan wajah dibuat agak berwibawa, "Mau kemana!". Yang ada elo rada gemetaran, sambil dalam hati bilang "galak banget ya". Lebih parah kalau elo jawab nggak lancar, kurang menyakinkan atau elo masih ragu alamat rumahnya. Bisa bisa elo bakalan diintrogerasi plus dimintain KTP. Dan makin runyam kalau E-KTP loe belum jadi.

Dari sini yang pengen gue mau bagi adalah orang jahat itu kadang naik mobil juga, dan orang baik itu kadang apes harus masuk komplek dengan jalan kaki. Soal perlakukan  Pak Satpam itu sih urusannya dia.

Cuman kita bisa belajar kalau ukuran orang itu baik dihadapan Tuhan kelak bukan dari mobil, jabatan atau banyaknya anak. Tapi seberapa banyak elo berbuat baik buat sesama elo, berapa yang dibantu karena keberadaan elo, elo bagi ilmu atau harta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline