Lihat ke Halaman Asli

'Meregenerasi' Hitz! Fariz RM

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Istilah “meregenerasi” saya comot saja dari ulasan Lilo “Kla Project” Romulo, tentang album yang berisi lagu-lagu hits KLa Project yang diinterpretasi ulang oleh para musisi terkini. Di luar dugaan album yang dirilis 16 Oktober 2011 dan diedarkan melalui jejaring “minimarket” ternama itu disambut baik oleh para penyinta musik Indonesia. Awal November 2011 album “Tribute to Kla Project” itu terjual 30.000an kopi.

Meregenerasi sebuah lagu, Lilo mengartikannya sebagai upaya untuk memperpanjang hidup sebuah lagu. Di samping itu untuk mengenalkan, bahwa sebenarnya lagu-lagu lawas sungguh berkualitas walaupun bila disandingkan dengan lagu-lagu keluaran teranyar sekali pun. Meregenerasi sebuah lagu, juga sekaligus mereinkarnasi sebuah lagu untuk dilahirkan kembali yang justru akan menjadi lebih segar pada atmosfer kekinian.

Hitz! Fariz Roestam Moenaf sangat memenuhi syarat dan patut untuk diregenerasi. Betapa tidak? Banyak hitz! Fariz RM yang secara sporadis dalam berbagai album dan konser telah banyak diinterpretasi ulang para musisi. Sekedar menyebut beberapa band seperti White Shoes and The Couples Company di Album Vakansi (Purapura Records, 2010) dengan apik meregenerasi lagu Selangkah ke Seberang dengan interpretasi yang sangat segar dan cerdas. Lala Suwages (Catz Records, 2009) menjadikan lagu Nada Kasih (featuring Joeniar Arief) menemukan kembali “jiwa” sebuah lagu dengan karakter yang sangat kuat sekaligus “khas”.

Di panggung-panggung konser, kalau boleh disebut, Koil-band dengan aliran musik yang keras- melantunkan Sirkus Optik dan Video Game dari album Trapesium Symphony (Akurama Records, 1982) dalam Fariz RM The Anthology Live in Concert di Rolling Stone Live Venue Jakarta (25/07/08), sungguh mewakili generasi kini yang menyukai lagu tersebut sebagai “sangat aneh” pada zamannya. Sebuah komposisi Koil dalam cita rasa yang lebih segar, bahkan memberikan nafas yang panjang bagi kelangsungan hidup lagu tersebut yang memang secara “original” sesungguhnya memang sudah baik.

Sebuah lagu Fariz RM Cakrawala Senja di album Fariz Peristiwa 77-81 (Akurama Records, 1981) dibawakan pada saat konser 33 Tahun Keenan Nasution, 28-29 November 2011 di Taman Ismail Marzuki Jakarta, dengan sangat renyah dalam komposisi kekinian yang tidak kalah hebat.

Hitz! Fariz RM kembali menjadi hidup pada gemerlap konser-konser yang bertebaran di tanah air belakangan ini. Tidak hanya dengan Barry Likumahuwa saat Java Jazz Festival 2011 di Jakarta, yang kemudian format ini diulang pada konser BNI-Economic Jazz 2011 di Yogyakarta (14/05/11). Bahkan, lagu-lagu hits Fariz RM yang melegenda itu kembali bergaung di konser-konser Fariz RM dengan menggandeng musisi-musisi muda yang berbakat, menjadi lebih berjiwa.
Ada satu pertanyaan yang mengusik, sebenarnya sudah adakah sebuah album semacam “Tribute to Fariz RM” di rilis di negeri ini? Masih kurang pantaskah (baca: secara komersial), jika harus merilis album “Tribute to Fariz RM? Fariz RM jelas tak terbantahkan adalah sosok yang melegenda, karya-karya Fariz RM bersifat “immortal”. Jadi, tunggu apa lagi?

Banyak album “Tribute to” dirilis di negeri ini. Sekedar menyebut, “Tribute to Koes Plus”, “Tribute to Ian Antono”, terakhir “Tribute to Kla Project”. Walaupun secara sporadis hitz! Fariz RM dibawakan dengan apik, tetapi kita sebagai penikmat karya-karya Fariz RM menginginkan secara utuh hitz! sang maestro dibawakan secara komprehensif dalam satu album dari berbagai warna musik, dengan tipikal vokal masing-masing. Sehingga, kita dapat lebih mengapresiasi terhadap interpretasi para musisi maupun vokalis muda di negeri ini dalam membangun ulang komposisi hitz! Fariz RM.

Pergulatan yang intens dan pergaulan musikalitas Fariz RM yang sangat luas memungkinkan interpretasi terhadap hitz! Fariz RM menjadi sangat kaya. Berbagai “genre” musik mengendap sangat pekat di setiap komposisi. Unsur pop, jazz, rock, atau apapun orang mengkotak-kotakkan jenis musik itu, ada di setiap komposisi. Unsur pop sangat kental pada album-album terakhir, seperti Persimpangan di album Romantic (Selecta Records, 1993), tidak jarang unsur rock sangat kental ditemui, seperti dalam komposisi di dalam album-album Jakarta Rhythm Section (JRS). Apalagi unsur jazz, bahkan saat ini Fariz RM lebih banyak tampil dalam konser-konser musik jazz di tanah air.

Menghadirkan hitz! Fariz RM dalam bentuk sebuah album “Tribute to Fariz RM” saat ini sebenarnya sebuah keniscayaan. Tinggal bagaimana para produser memanfaatkan momentum ini dengan baik. Apalagi dalam waktu dekat, sebuah album teranyar Fariz RM FENOMENA segera dilempar ke pasaran. Barangkali inilah momentum itu, “meregenerasi” ataupun “mereinkarnasi” hitz! Fariz RM bukanlah sebuah kesalahan ataupun kekeliruan!

Awaluddin Abdussalam
Anggota Komunitas Fanstastic Fariz RM (KFFRM), tinggal di Brebes.

Catatan:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline