Lihat ke Halaman Asli

Eksistensi Pasar saat Indonesia Emas

Diperbarui: 16 September 2018   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

26 tahun 3 bulan lagi bukanlah waktu yang singkat untuk suatu perubahan besar pada zaman millenial ini. Akan terjadi pergeseran yang sangat besar pada pola kehidupan manusia yang berdiri di dunia ini, yang mana akan menyaring antara yang kuat dan yang lemah. Lalu bagaimanakah dengan bangsa ini ke depannya? Bangsa yang berusia genap satu abad pada 26 tahun mendatang. 

Apa kabar Indonesia dan seluruh isinya pada masa keemasannya nanti? Lalu bagaimanakah peran kita dan bagaimanakah kehidupan perbelanjaan negeri ini ke depannya? Yang mana dunia perbelanjaan baik modern maupun tradisional sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan negeri yang elok nan permai ini.

Indonesia saat ini sangatlah dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Tak hanya Indonesia, bahkan seluruh dunia. Seluruh aspek kehidupan masyarakat telah berkaitan dengan berbagai macam alat dan aplikasi canggih yang dapat memudahkan kehidupan masyarakat itu sendiri. Untuk saat ini saja hampir seluruh sistem di dunia telah menggunakan teknologi terkini. Termasuk sistem ekonomi dan perbelanjaan. Hampir seluruhnya menggunakan sistem online. 

Hal ini dikarenakan dengan sistem online, masyarakat tidak perlu mengeluarkan waktu dan tenaga berlebih ketika membutuhkan dan mengerjakan sesuatu, tak halnya sistem perbelanjaan dengan metode konvensional. Lalu bagaimana dengan sistem perbelanjaan secara offline? Bagaimana nasib pedagang dan mall-mall yang ada di negeri tercinta ini?

Sepuluh tahun ke depan diperkirakan perbelanjaan offline masih akan dapat berjalan. Tapi bagaimana dengan dua dekade lagi? Atau tepatnya bagaimana ketika Indonesia sudah 100 tahun merdeka? Apakah offline akan tetap eksis di negeri ini? Jikalau tidak bagaimana cara yang baik untuk mengatasi permasalahan yang dimungkinkan akan muncul di kemudian hari?   

Berbagai upaya dapat ditempuh untuk menjaga eksistensi pasar pada 100 tahun Indonesia merdeka. Tentunya, haruslah dimulai dari sekarang. Upaya yang dapat dilakukan yakni berbagai investasi dalam bidang sumber daya manusia (SDM), bidang infrastruktur dan urbanisasi, bidang teknologi inovasi dan penelitian serta pengembangan, dan yang terakhir adalah investasi dalam bidang institusi dan reformasi.

Nasib Indonesia ketika berumur 100 tahun nanti sangatlah ditentukan oleh zaman sekarang ini. Bagaimana agar semua hal positif dapat terus berlangsung adalah tugas kita saat ini, penerus bangsa ketika Indonesia mencapai usia emasnya nanti. Bagaimana pola pikir  yang kita bangun saat ini agar semua hal positif yang berbau ke-Indonesia-an akan terus lestari meskipun zaman selalu mendesak untuk mengikisnya. 

Tergantung pula dengan bagaimana orang tua, guru-guru, serta dosen-dosen dalam hal mendidik kita agar menjadi manusia yang bermanfaat dan dapat memajukan bangsa ini tanpa menghilangkan jati dirinya yang sesungguhnya. Nah inilah yang termasuk ke dalam investasi sumber daya manusia. Lalu bagaimanakah caranya?

Saya sebagai penerus bangsa yang kelak akan menjadi pemimpin negeri ini memiliki suatu pandangan. Kita dapat melanjutkan nilai-nilai ke-Indonesia-an yang positif yang mana dapat segera membaur dengan kemajuan teknologi ke depannya. Hal ini dapat diwujudkan langsung melalui lingkup terkecil, yakni dalam lingkup keluarga. Pembiasaan sejak dini dalam berkomunikasi tatap muka sangatlah penting dalam menjaga eksistensi pasar ke depannya serta akan menjaga eksistensi budaya silaturrahmi Bangsa Indonesia. 

Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan dengan menjaga kebudayaan tersebut maka ke depannya bangsa ini akan merasa nyaman apabila bertemu dengan orang lain, dan hal inilah yang akan membuat pasar menjadi tempat yang diminati oleh bangsa ini, sebagai ajang silaturahmi. Bangsa ini akan merasakan sesuatu yang hanya ada dalam pasar itu sendiri, rasa kebangsaan, rasa kebudayaan, dan berbagai rasa lain yang berasa ke-Indonesia-annya. Selain keluarga yang bertanggung jawab langsung, pemerintah juga harus ambil bagian. 

Melalui badan-badan kepemerintahan  serta badan-badan pendidikan yang harus menggebu-gebukan kebiasaan bangsa yang baik, utamanya budaya silaturahmi ini sehingga dapat terpatri pada diri masyarakat Indonesia. Ke depannya pemerintah juga harus ikut campur tangan dalam hal peremajaan pasar. Dalam hal inilah pemerintah melakukan investasi teknologi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline