Lihat ke Halaman Asli

Bretton Woods Agreement

Diperbarui: 26 Januari 2016   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

         The Bretton Woods exchange-rate system saw all currencies linked to the dollar, and the dollar linked to gold. But, President Nixon abandoned the link to gold in 1971 and the fixed exchange-rate system disintegrated (http://www.economist.com/blogs/economist-explains/2014/06/economist-explains-20).

         Sebenarnya sudah tepat jika emas menjadi rujukan dan basis nilai dalam mencetak mata uang dan sebagai penentu dalam nilai tukar sebuah mata uang (sistem valuta asing). Tetapi sangat disayangkan, mengapa suara kuat President Nixon mengambil keputusan yang salah dan berakibat fatal di kemudian hari. Dan perlu disampaikan bahwa tulisan singkat ini tidak membahas bagaimana konspirasi dunia pada waktu itu dapat sukses berjalan dan mengapa President Nixon sampai kepada keputusan itu, karena keputusan tersebut bertolak belakang dengan keputusan sebelumnya.

        Barter atau tukar menukar barang adalah bentuk transaksi antar manusia pertama kali yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya, semula barter barang sejenis dan berlanjut untuk barang yang tidak sejenis. Kompleksitas dan volume transaksi pun semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan manusia dan perkembangan ekonomi maka model barter tentu akan sangat menyulitkan sehingga diperlukanlah alat pengukur nilai dalam bertransaksi, maka diciptakanlah mata uang dari logam. Logam mulia jenis emas yang menjadi pilihannya sehingga emas merupakan mata uang modern untuk pertama kali.

       Mengapa saat itu logam mulia jenis emas dipilih sebagai mata uang modern ?. Sederhana saja, adakah yang menolak apabila dikasih emas ?. Adakah jenis logam lain yang lebih pantas dan menarik sehingga mempunyai nilai intrinsik dan ektrinsik yang lebih stabil dibandingkan dengan logam emas ?. Fakta telah berbicara dari sejak zaman dulu dan dapat dipastikan sampai akhir zaman manusia akan tetap senang dan suka memiliki logam emas bahkan berlomba-lomba untuk memilikinya.

      Dapat dimengerti apabila transaksi dalam jumlah dan volume besar maka mata uang yang berbentuk logam akan menyulitkan. Tentu sangat merepotkan jika dalam setiap transaksi tersebut harus memindahkannya, karena dipastikan memerlukan sarana dan peralatan untuk mengangkutnya dari satu tempat ke tempat lain dan dari satu negara ke negara lain. Maka diciptakanlah sistem valuta asing untuk mengatasi hal itu.

       Yang menjadi pangkal persoalan adalah sistem valuta asing yang ada dan mata uang yang dibuat atau diterbitkan oleh negara-negara di dunia saat ini tidak berbasiskan stock emas, dan ini sebagai akibat dari suara kuat dari President Nixon (pasca Bretton Woods Agreement). Apa yang menjadi efek dominonya ?. Nilai mata uang suatu negara dapat dengan mudah diperrmainkan oleh para spekulan dan dengan sistem valuta asing yang diberlakukan semakin memberikan ruang spekulasi untuk mempermainkannya.

        Singkat kata dari uraian panjang lebar di atas adalah selembar uang kertas di tangan kita bisa jadi hanya sebuah lembar kertas biasa yang nilainya tidak berbeda dengan nilai selembar kertas folio dan HVS, bahkan mungkin lebih berharga dan bernilai karena dapat digunakan untuk menuliskan pesan dan tulisan penting.

       Bretton Woods Agreement sebagai bentuk kesalahan dalam memandang eksistensi dari uang dan dalam ekonomi Islam terlarang uang difungsikan sebagai alat spekulasi ( http://www.salamui.8m.com/tulisan-uang.htm ), demikian pula dalam pencetakkan dan menentukan nilainya tidak berbasiskan pada logam mulia emas.

(Anggota Forum Studi Ekonomi Islam STAN Jakarta tahun 1994-1996)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline