Lihat ke Halaman Asli

L.V (Last Verifications) Bab Perkenalan #1

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14202252001204692305

Cerita ini bisa dikatan sebuah kisah yang akan dianggap sebagai sebuah cerita fiksi oleh beberapa orang, dan mungkin bayanganku akan cibiran dan kritikan mereka telah terkalahkan oleh hasratku untuk menceritakan pengalaman-pengalamanku selama SMA. Sebuah pengalaman tentang persahabatan kami yang, yaa…h bisa dibilang agak berbeda dari apa yang biasanya dialami anak-anak seusia kami pada saat itu.

Pertemuan Kami bersebelas terjadi secara tak sengaja di dalam sebuah organisasi yang memang cukup terkenal di SMA kami. Organisasi itu biasa disebut “TEY” nama yang merupakan singkatan dari “The Echo Youth”, Sebuah nama yang memang agak menyeramkan untuk sebuah Organisasi Sekolah. Dari yang kami ketahui pada saat mendaftar, Organisasi ini adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang Sosial dan Lingkungan.

Tahap tes yang telah kulakukan memang kupikir agak aneh dan lebih berat  dari tes-tes yang diadakan oleh Organisasi-organisasi lainnya. Dari hasil pengamatanku  Tes-tes  tersebut, bisa dibilang terdiri dari 50% tes mental dan keahlian (tak termasuk bidang tekhnologi) , 30% tes analisis, dan sisanya campuran antara tes fisik dan kemahiran menggunakan tekhnologi.

Setelah melalui serangkaian tes tadi, terpilihlah kami ber-sebelas yang terdiri dari lima orang perempuan dan enam orang laki-laki sebagai anggota tetap, dibawah bimbingan kakak senior kami dalam organisasi “TEY” tersebut.

Secara jelas aku masih mengingat ketika kami semua dikumpulkan di sebuah lapangan, dan sebenarnya hal itu kami laksanakan secara ogah-ogahan setelah dibangunkan secara paksa oleh para senior.
Aku yang waktu itu berjalan dalam kondisi semi-sadar, sempat melirik jam swiss-army ­ yang melingkar
di pergelangan sebelah kananku


hoammm.. jam 3:00, apaan sih mereka ini”


gumamku dalam hati yang kulanjutkan dengan memeluk diriku sendiri.

Sembari menggiring kami ke salah satu sisi lapangan, seorang Senior mendekti orang yang ada disebelahku sambil terkekeh lalu brebisik

“bersiaplah menemui Sang PYM, ’Paduka Yang Mulia‘”.


Aku yang secara tak sengaja menangkap bias wajah senior tadi, menjadi agak merinding membayangkan  wajah orang yang dia sebut sebagai ‘Paduka Yang Mulia’ tersebut
, terlebih lagi kata-kata itu diikuti oleh hembusan angin yang menusuk tulang. Sambil mencoba tetap berfikir positif tentang si ‘PYM’ aku menuruti perintah kak senior untuk membuat satu banjar.

Setelah kami berbaris, salah seorang senior yang ’nampaknya’ sedari tadi telah menunggu kami, naik ke atas mimbar yang berada dihadapan kami. Dia berperawakan sedang, tidak lebih tinggi maupun lebih pendek dari teman-temannya yang lain. Berkulit kuning langsat dan berwajah bulat. Rambut ikalnya bersinar terkena cahaya lampu sorot yang ada di pinggir lapangan. Dengan raut wajah jenakanya sembari tersenyum kepada kami, ia berdiri dibelakang mimbar dan menyambut kami semua


“Selamat adik-adik penerusku”

@Bersambung @

nb: jika ada kesalahan pengetikan, kritik dan saran, mohon di tuliskan di kolom komentar.,, :)

[caption id="attachment_388003" align="alignleft" width="300" caption="L,V"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline