Lihat ke Halaman Asli

Pada Dasarnya Memang Berseberangan

Diperbarui: 29 Juli 2023   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay dan Olah Pribadi

Aku menyukai kiri, dia tidak sama sekali. Aku coba berdiri di paling kanan, dia berputar, lalu ke depan yang berjauhan. Aku menuju barat, dia merasakan kurang nyaman kemudian memilih ke selatan.

"Nggak masalah kan ya? toh yang penting kita ini bukan berjauhan." 
Dengan santainya dia bertutur seperti itu.

Menurutku merah itu alamiah, dia lebih menyukai ungu. Aku coba lebih memilih putih yang setauku adalah natural, justru hitam yang dia tawarkan.

"Hitam jauh lebih memikat, ungu jauh lebih santai ketimbang abu-abu, memilih putih saatnya belum tepat."
Dengan ringannya dia mengatakan itu.

Aku memberikan alasan, dia selalu saja memiliki jawaban. Aku bersiap diri untuk ditinggalkan, dia malah bilang mana bisa tahan kalau sendirian. Lucu sekali bukan? begitulah adegan perjalanan, semenjak saat itu hingga detik ini di menit yang kesekian.

"Aku cuma butuh itu, sementara kamu butuhnya itu ini." Ungkapnya kemudian.

"Bukankah justru sebaliknya?" tanyaku to the point, daripada hanya tersimpan saja di dalam bagian hati yang terdalam.

Begitulah, ketika bertahan hanya untuk apa, dan kalaupun terus dijalani hanya akan sekadar yang seandainya lalu berujung terserah saja.

Kadang dan sangat mungkin adalah satu rupa kebijakan, ketika satu kata Adios ataupun Sayonara bahkan tiga kata yang tertulis Hasta La Vista ... butuh banget untuk sesegera mungkin dikemukakan.

Bandung, Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline