Lihat ke Halaman Asli

Ketika Dia adalah Wanita

Diperbarui: 6 Juli 2023   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

  • Cantik, mempesona pun rona yang memancar
    Kadang serupa jingga
    Kadang seraut merah yang terpancar
    Kadang ungu itu yang berlabuh. Terpana.

    Indah, hawa dunia pun aromanya
    Meski sempat mengais letih
    Lalu pernah ditabuh sedih
    Harum menyertainya. Urun memilih tertatih-tatih.

    Ranum, senyum pun sentuhannya
    Perasaan dikelolanya
    Jatuh hati disinggahinya
    Ketulusan senantiasa dibawanya turut serta.

    Diantara ragam gempita dunia
    Dia adalah gelora
    Dia adalah suka cita
    Dia adalah citarasa cinta penenang jiwa.

    Diantara sekian rupa cahaya
    Dia bawa kabar gembira
    Dia leburkan nestapa
    Dia adalah ada yang tak kunjung tiada

    Bandung, Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline