Lihat ke Halaman Asli

Si Hebat

Diperbarui: 18 Oktober 2022   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melewati sekian waktu penuh penat pula sekat. Menyadari manfaat lalu sebab dari kehendak untuk bertaubat. Kemukakan pendapat untuk sanggup berbuat, tak sekadar niat.

Apa yang menghimpit, tentu mampu menjepit lalu hadirkan sakit. Tapi tak mengapa.. uji adalah obat, yang akan melahirkan kuat serasa nikmat bukan sekilat.

Sekejap mata, sepenuh jiwa. Bila meronta ada batasnya, saat menangis ada hentinya. Kala sesali ada ujungnya, jika tertawa ada secukupnya.

Citarasa cinta membara, citarasa cinta bergelora. Kadarnya cita tak sebatas mimpi tanpanya bukti, kadarnya rasa seluas samudera, kadarnya cinta serupa permata yang istimewa nan tinggi nilainya.

Atma hidup, tak merasa cukup sekadar berdegup. Kala angin meniup, tak lalu goyah terbawa redup. Lembaran daun-daun kesadaran tak semudah itu memilih terjatuh, meski kadang teguh itu berkilah.

*peracikdiksitestimoni*
Bandung, 18 Oktober 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline