Dahulu, jejak-jejak peninggalan ragam masa yang kini hanyalah tapak. Sedikit saja tersisa, kerap terlupakan. Tergoda.
Telaah, lalu menuju sudah. Sudah apa lalu entah bagaimana. Sekiranya sanggup benahi, lumrah saja bila memperbaiki. Intuisi.
Langkah-langkah yang rapuh, senja sama sekali tidak butuh. Senja butuh jauh lebih tangguh, tak semudah itu terpengaruh. Berlabuh, menujunya sebenarnya teduh yang teguh.
Menatap senja.. tahapan suka. Menatap senja.. tatapan mesra. Menatap senja.. tatanan bahagia. Menatapnya lagi senja itu, taburan citarasa cinta. Sesungguhnya.
Menatap senja, berujung dengan menutup mata. Senja yang membuka, terbuka jiwa menekuni arif bijaksana. Setia itu percaya, merasa terketuk untuk menunduk.
Jakarta, Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H