Lihat ke Halaman Asli

Percakapan Dua

Diperbarui: 22 Oktober 2021   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi: PEXELS/icono.com

Jumat pagi, cerah hari ini. Mentari hadir seperti biasa, meski entah sore hari. Seperti kemarin, sore turun hujan sangat lebat, hanya terdiam di kamar saat petir bergiliran menyambar.

Jumat pagi, sejuk saat ini. Angin yang berhembus menghapus grogi, merasa lebih percaya diri untuk menjalani hari ini. Hari ini yang bukan kemarin atau esok hari, hari ini yang tengah terjadi.

Jumat pagi, mencoba bersih hati. Dua hari yang lalu ada sesuatu yang bersemi, kemarin ada friksi yang terjadi, hari ini entah akan datang apalagi.. semoga saja tidak tersaji kurang gizi, untuknya pikir juga isi hati.

Jumat pagi, aku berhenti mencari. Sudah aku temukan jawaban, telah aku perkirakan keadaan. Hanya tinggal menjalani, tanpa terbelenggu ragu yang selama ini kerap hadir mengganggu.

"Sebab ragu, kadang merasa semu lalu menjadi kaku. Hanya menunggu dan menunggu, tanpa sedikitpun mencoba melakukan sesuatu."

Jumat pagi, mentari naik lebih tinggi. Entah akan seberapa tinggi, aku tak peduli. Aku hanya akan mencoba siasati, agar hari ini jadi satu hari jumat yang lebih berwarna, dijauhkan dari sia-sia, dilekatkan dengannya damai jiwa.

"Haha.. tanganku mengetik sendiri. Tidak mau berhenti, tapi sisi lainku berkata tidak. Aku cukupkan saja sekian, daripada kebablasan."

Ruang _ Renung, 22 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline