Lihat ke Halaman Asli

Memangnya Mau Cinta yang Bagaimana?

Diperbarui: 17 Juni 2021   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Pixabay

Membahas tema cinta itu selalu asyik, ada pengalaman pribadi yang bisa saja diceritakan, ada pengalaman orang lain yang ternyata jadi gambaran.

Menikmati cinta itu tentunya kebutuhan, cinta akannya pasangan, cinta kepada putri kesayangan, ataupun bentuk cinta yang lain dan sebagainya, yang terjalin atas dasar keterikatan suatu hubungan.

Bila itu pasangan, sebaiknya tunjukkan dengan ungkapan.. "Aku membutuhkan adanya dirimu, hingga kapanpun itu."

Bila itu seorang putri kesayangan, just said.. "Kamu itu darah daging, mana mungkin aku berpaling, mana bisa aku bergeming, kamu itu akan selalu jadi seseorang yang paling."

Bila itu gambaran ragam hubungan pertemanan.. "Kekurangan ataupun kelebihan adalah bagian dari kenyataan, kita tidak perlu saling meragukan. Kita jalani saja segala sesuatunya dengan penuh kesadaran."

Bila kadar cinta itu tertanam, maka akan bisa menempatkan diri di keadaan apa saja yang memang harus terjadi. Bila cinta itu memenuhi terpenuhi, tidak akan ada yang namanya itu kurang gizi bagi kesehatan olah pikir juga isinya hati.

Tidak ada yang mudah, ketika merasa paling di antara yang paling. Seringkali susah, ketika merasa bahwa tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak akan ada korelasi dengan dirinya sendiri sebagai pribadi.

"Seribu lebih berharga baginya yang membutuhkan, daripada seratus ribu yang digunakan tidak pada tempat yang semestinya."

"Pribadi yang besar, dominan melakukan hal-hal kecil yang berkesinambungan. Pribadi yang memang kecil, hanya bisa memikirkan segelintir. Enggan mencoba berpikir besar, mengolah lebar, menuai kadar yang bukan hanya sekadar."

"Ilmu alam memang begitu, hukum alam pun memang akan begitu. Hasil adalah hasil, dari tepat atau kurang tepat ketika menunaikannya."

So.. bentuk cinta apapun yang kemudian akan berkenan dimiliki, tergantung kadar diri ketika berupaya mencintai dengan nurani, yang tidak akan pernah sampai hati untuk mengelabui.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline