Lihat ke Halaman Asli

Ketika, Bilamana, Apabila

Diperbarui: 7 Juni 2021   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Pixabay dan Olah Pribadi Awayallucky

Ketika cinta itu universal, aku belajar untuk tidak perlu berandai-andai. Aku hanya ingin mencoba secara bertahap menguraikan apa saja, yang nantinya adalah yang sebaiknya.

Bilamana mencintai adalah lebih indah, itu yang aku pilih. Tidak perlu memiliki, bukan juga menginginkan. Cukup bagiku menunjukkan yang adalah pembuktian.

Apabila dicintai adalah kewajiban, lebih baik aku menanggalkan. Bukan indah bila dicintai butuh memaksakan ataupun dipaksakan, bukan itu kenikmatan yang sesungguhnya.

"Aku padamu, tanpa kamu menujuku. Aku denganmu, tanpa kamu temaniku."

Keyakinan adalah hal yang sangat pantas untuk diperjuangkan, mengalami pengalaman yang kemudian akan jadi pembelajaran untuk mendewasakan perasaan, adalah kebutuhan.

"Ketulusan itu tidak perlu diucapkan, cukup disegerakan tanpa pernah mengharapkan balasan."

"Perang pemikiran, sudah saatnya berbentuk tulisan demi tulisan. Kita akan berbantahan, lalu kita akhiri dengan akan saling memahami isi dan jalan pikiran masing-masing, yang diwakili terwakili oleh ragam tulisan."

Salam Fiksiana
Bandung, 07062021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline