Ya... aku yang menulisnya, aku yang tentu mengetiknya demi mengetuknya. Bahkan aku akan abadikannya, di mana awalnya adalah aku memang berupaya membuat dirinya siap untuk terketuk.
Ya... aku sungguh menyayanginya, aku jelas mengasihinya. Aku akan mencoba membidiknya, aku akan menujunya di satu titik sasaran, yang semestinya akan tepat bin akurat mengenainya.
Ya... kita berdua tengah mencoba, untuk tidak sampai ke ragam titik di mana kita, mungkin saja akan saling melupakan. Ini tulisanku untukmu... "Sesungguhnya kita, adalah kamu juga aku yang sadar batasannya."
Aku masih tengah menulisnya, ini yang jadi tambahannya... "Sesungguhnya kita, adalah aku pula kamu yang tak sekadar coba-coba. Sesungguhnya kita, adalah kamu dan tentunya aku. Berdua, wujudkan cita rasa cinta yang seirama."
"Mudahkah? belum tentu, kan namanya juga perjuangan."
"Sulitkah? ah enggak juga tuh! kan kita sepakat untuk tidak hanya lamat-lamat."
Salam Fiksiana
Bandung, 31 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H