Lihat ke Halaman Asli

Kumpulan Puisi: Itu

Diperbarui: 18 Februari 2021   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay


01. Ide itu
Ide itu berkeliaran, tapi bukan untuk menangkapnya. Ide itu tidak suka jika dipaksa. Ide itu lebih suka jika didekati, untuk kemudian dimengerti.

02. Bahagia itu
Bahagia itu menyertai, tiada mengingkari. Bahagia itu terpatri, tanpa mencumbui. Bahagia itu termiliki, tanpa terdiri dari duri-duri.
Bahagia itu semenjak yang berlalu untuk terjadi. Bahagia itu detik ini hingga nanti; raga pun jiwa mewangi, berseri, sehati.

03. Celoteh itu

Satu rasanya kurang, tak menantang.
Dua terasa hambar, hanya bersandar demi sebentar.
Tiga seja menyapa, hanya suara; tanpa rima. Lalu kata; tak senyawa.
Empat tak kuasa; terbang menuju senja, hilang meraih sirna.

04. Saat itu
"Apa itu menang?"
Ketika rindu tak terguncang, bilamana kalbu sanggup tenang, apabila menerima mewujud lapang.
"Apa itu kalah?"
Terguncang. Goyah; hilang cemerlang.

05. Senyum itu
Senyummu menerawang, aku terkenang. Senyummu menghilang, aku masih saja sanggup tenang.
Senyummu tenggelam, mungkin itu inginmu.
Senyummu tak lagi berulah, memang itu; sebaiknya begitu.

06. Lembar itu
Banyak lembar seperti itu, usahlah begitu.
Sekian lembar, isi dengan jiwa baru. Bersih tanpa akuisisi, putih sesuai tingkatan hati.

07. Memang itu
Menolak bijak, serupa watak. Menepis berkat, serupa sifat.
Senyum bukan hiasan, senyum adalah keadaan. Senyum bukan wewangian, namun senyum yang harum; seja mengharumkan.

Salam Fiksiana
Bandung, 18 Februari 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline