18:27
Kekasih... sekumpulan rintik mulai turun nih, di sekitarku. Maaf, aku belum bisa pulang malam ini hingga lusa. Ada tugas tak biasa, satu tugas istimewa, tapi tentu bukan tentang untuk mendua apalagi lebih dari itu.
18:40
Kekasih... diantara sekuntum rindu, aku tetap mencoba bijaksana semampuku. Bukan tidak butuh untuk bercengkrama denganmu, bukan menolak untuk sesegera mungkin menemuimu. Aku yakin kamu tahu, pun bisa mengerti setiap alasanku.
18:45
Kekasih... ketika kamu selalu mampu, aku pun berupaya untuk itu. Setiap mengawali langkahku kemanapun itu, aku simpan dirimu di pikirku. Setiap di mana yang aku berada, aku jelas mencoba untuk tidak pernah melepaskanmu, dari tiap-tiap ruang yang aku miliki di hatiku.
18:50
Kekasih... kamu pernah bilang, "Ini semua memang tidak mudah, tapi untuk apa kita merasa susah. Toh ini semua adalah salah satu bentuk berkah, kita syukuri apa saja yang memang warna indah kisah kita berdua"...
18:55
Kekasih... amanah adalah amanah, berkah memang tentu saja berkah. Kita senantiasa saling mendoakan ya, agar ini semua memang wujud anugerah yang jangan sampai terpilah.
19:00
Kekasih... meski mata tak bersua, hati kita reda juga lega. Kita bisa bersuara lewat bahasa, bahasa rasa kita yang senantiasa berupaya. Hingga saat ini kita berdua berikhtiar untuk bisa, agar kita terbiasa untuk menjadi lebih dari sekadar dewasa.
19:07
Kekasih... sudah dulu ya. Ada sesuatu yang memanggilku, tiba saatnya untuk aku berbisik. Bukan bisikan lirih apalagi rintih yang perih. Sebab tentu bisik itu adalah bentuk syukurku malam ini, memilikimu... seutuhnya.
Salam sehat selalu
Bandung, 22 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H