Aku memikirkanmu. Itu alasan pertamaku kenapa ada beberapa garis kerutan yang aku miliki di keningku. Sedari lalu, semenjak dulu, aku tidak bisa melepaskan dirimu dari pikiranku.
Aku memikirkannya. Itu alasan keduaku akan bertambahnya garis kerutan yang memang ada di keningku itu. Entah kenapa, aku pun belum bisa melepaskan dirinya dari pikiranku.
Dirimu, dirinya. Setiap hari selalu saja terbayang pula terngiang. Begitulah adanya tipikal seorang pribadi seperti aku ini, terlalu mudah untuk mengalah untuk kemudian memikirkannya.
"Dirimu memang masa lalu, namun masih saja memburuku."
"Dirinya memang tentang masa depan. Tapi itu baru sebatas harapan."
Terima kasihku untuk kalian, dua insan yang tentu saja berseberangan. Meski begitu, kalian berdua cukup mampu memberikanku serangkaian pengalaman, yang bukan sembarangan.
Terima kasihku untuk kalian, dua insan yang memang berbeda peranan. Dua insan pilihan yang mampu menghadirkan kehangatan, dua insan yang aku belum tahu akan sampai kapan duduk manis di alam pemikiran.
Salam Fiksiana
Dua Sisi, 07 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H