Lihat ke Halaman Asli

Hari Ini adalah Hari Minggu

Diperbarui: 1 November 2020   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Diolah penulis dari Pixabay


Pengalaman tentu, mengajarkan satu dan lain hal untuk menentukan. Apa saja yang tentunya adalah ketentuan-ketentuan yang begitulah ketentuannya.

Hari minggu, cerah juga rupanya. Mendung tengah berkabung, urun untuk turun berkunjung. Cerah yang tengah mewabah, cuaca siang ini memang menghadirkan sumringah.

Menikmati secangkir teh manis hangat, memang kebutuhan. Menghangatkan, sekaligus membawa aroma kesegaran untuk mensyukuri juga menjalani hari ini, dengan suasana hati yang berada di titik merasakan ketenangan.

Tidak ada raut kesedihan juga kebingungan, sebab yang tersedia untuk saat ini adalah kedamaian dan kedalaman pemikiran. Untuk bersinergi antara olah pikir juga hati, mewujudkan senyuman demi senyuman yang menyehatkan.

Hari ini memang bukan kemarin, dan tentunya bukan besok yang belum tahu akan seperti apa. Hari ini adalah segalanya yang mana boleh dibiarkan begitu saja, semisal hanya dijalani untuk meraih yang biasa saja.

Hari ini adalah ibarat sebuah partai final yang belum tentu akan bisa jadi seorang pemenang, lalu menjadi juara. Bilamana hari ini hanya dipersiapkan untuk semisal yang hanya sekadar hura-hura atau senda gurau belaka.

Detik yang terjadi, sebaiknya dijadikan berarti yang mengerti. Detik yang berlalu, mana mungkin hanya untuk menggerutu yang lalu tanpa mengupayakan sesuatu, yang mungkin saja akan menambah kadar ilmu.

Detik yang menghilang, jangan hanya sekadar dibuang terbuang, tanpa meraih sesuatu yang wujudnya adalah tenang. Detik yang cemerlang, pertahankan sesuai kadar kemampuan. Detik-detik yang cemerlang, jangan sampai menjadi bimbang.

Ah hari ini, yang namanya adalah hari minggu. Akan aku upayakan sesuatu, akan aku utarakan juga sesuatu. Hari ini adalah hari minggu yang tentu akan seru! aku yakin itu.

Sebab aku tidak akan hanya diam saja memangku terpaku, bahkan aku akan sedikit menyusuri masa lalu. Demi meraih sesuatu, yang dulu aku pernah lupa, untuk tidak kembali lupa.

Selain tentunya, demi mewujudkan apa saja yang adalah persiapan. Andai memang hari esok pun masa depan, masih berkenan menyapaku juga menemaniku hingga ujung penghabisan.

DS 01 November 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline