Sebagai pribadi, tentu saja memiliki naluri. Mempunyai empati, meski seringkali diuji oleh emosi. Sebagai pribadi pasti punya juga sudut pandang dari dua sisi, sebagai bagian dari mengamati apapun situasi yang kini tengah terjadi.
Mencoba cetuskan visi misi tentang apapun yang harus terhimpun, menjadi sekumpulan keadaan yang akan melegakan di hari ini, hari esok, juga masa depan, tentu mesti diupayakan selama hayat dikandung badan.
Menjalani aneka ragam situasi di setiap harinya, yang tentu saja membutuhkan strategi terkini yang memang baru adanya. Strategi terbaru yang akan bisa menjadi solusi terkini sebuah pembaruan keadaan, sesuai perkembangan dan kemajuan di era sekarang ini.
Sebagai pribadi, sekali lagi, tentu sering mengalami hal-hal yang adalah uji diri. Situasi yang terjadi tidak sesuai harapan hati, keinginan membumbung tinggi, bahkan kerap kali juga hanya mengisi hari demi hari dengan hanya tersisa sedikit termotivasi.
Sebagai pribadi, mungkin juga pernah berdialog dengan diri sendiri. Ya itu tadi, mengenai apapun jenis atau bentuk tanya mengenai apa saja situasi dan kondisi yang tengah terjadi saat ini, pun tentang bagaimana sebaiknya kelak di kemudian hari.
"Sebelah kiri ada pandemi. Sebelah kanan ada elegi. Di bawah ada resesi yang terbayang, lalu di atas ada mimpi yang belum terpenuhi, belum terealisasi menjadi bukti terkini. Lalu harus bagaimana ini?" Kurang lebih seperti itu pertanyaannya.
Tentu, banyak tanya yang memang butuh jawabannya. Selain tentang situasi terkini, bisa juga ada tanya yang tersirat oleh diri sebagai pribadi, "Mungkinkah diri sebagai pribadi bisa menjadi seorang pemimpin NKRI?"
Memang, sah-sah saja mempunyai keinginan, atau katakanlah sebuah cita-cita. Itu haknya seorang insan mempunyai impian yang sekiranya akan bisa tidak hanya sebatas wacana. Sesuai passion dan capability yang dimiliki seorang insan tersebut tentunya.
Diri adalah apa yang diri pikirkan. Melakukan apa saja sesuai yang terpikirkan. Ketika diri sebagai pribadi berhasil. Berarti itu berkat doa, usaha, dan keyakinan diri itu sendiri untuk meraih keberhasilan.
Pun sebaliknya, bilamana diri sebagai pribadi bersua dengan yang namanya kegagalan, berarti itu adalah sebuah proses pembelajaran. Berarti masih ada satu dan lain hal yang semestinya dibenahi terlebih dahulu.
"Namun tentunya tak hanya sebatas hak seorang pribadi. Sebab seorang pribadi pun mempunyai kewajiban juga tentunya."