"You can see the truth if you know the truth is"
Ketika melangkah... hendak melangkah kemana? Menuju arah sebelah mana?
Ketika bertanya... mau bertanya kepada siapa? Siapa yang memang bersedia ditanya?
Ketika menyerah... merasa sudah lelah? Berharap yang senantiasa mudah? Hanya mau menuntut dengan cara yang cukup sembari berselimut?
Ketika berupaya... apa yang diupayakan? Berupaya yang bentuknya bagaimana? Semangat yang mana? Dimana semangatnya?
Ketika berulah... untuk siapa? Atas dasar apa? Sampai sejauh mana? Hingga berujung begitulah adanya?
Baru segitu, belum disertakan ragam tanya yang lainnya. Memang sih, tak semua pertanyaan membutuhkan yang harus ada jawabannya, tapi... bagi setiap jenis pertanyaan yang mengharuskan ada jawabannya, temui jawabnya apa! Demi bisa sampai menuju lega yang adalah lega yang jujur saja... itu akan bisa benar-benar melegakan.
"Bilamana yang namanya angin akan senantiasa menyehatkan, tak akan ada yang namanya masuk angin! Mana ada yang akan membutuhkan jamu tolak angin! Terdampak keseringan angin-anginan..."
"Seandainya celana yang dikenakan, mungkin saja membuat ada satu atau yang lainnya merasakan kesempitan, mana bisa terwujud rasa lega yang rasanya adalah lega yang begitu melegakan."
"Sekiranya kopi dicampur gula adalah nikmat rasanya, usahlah kelebihan takaran yang bisa berdampak terlalu pahit rasanya. Andaipun manis yang akan jadi pilihan, nikmati rasa manis yang rasanya tidaklah berlebihan yang keterlaluan."
"Melunak, bukan berarti jinak. Hanya sedang berupaya merangkul bijak."