Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Ali

Me Myself and I

Satu Rupa Amanah yang Istimewa

Diperbarui: 7 Juni 2020   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: pixabay.com


Aku menemukannya tidak jauh dari rumah. Itupun secara tak sengaja, aku berpapasan dengannya ketika aku berniat untuk mencari bahan-bahan yang akan diracik oleh pendamping hidupku menjadi sekumpulan kue, sesuai permintaan dari putri semata wayang kami, dimana hari ini adalah hari jadi putri kami.

Bukan sebuah pesta, hanya satu bentuk wujud syukur kami sebagai orang tua... bahwa hari ini, putri kami semakin bertumbuh kembang dan sehat adanya. Seorang putri bagi kami, amanah dari Yang Kuasa... yang seiring berjalannya waktu dimana seringkali tak terasa, putri kami akan menjadi seorang wanita dewasa.

"Alangkah indahnya, bilamana putri semata wayang kami... baik budi pekertinya, juga bersahaja yang istimewa."

Detik demi detik terlewati, persiapan untuk hari jadi putri kami, hanya tinggal sedikit lagi. Namun tetap saja, aku sendiri sembari mencicipi sesuatu yang manis, yang tadi berpapasan denganku, yang kini aku miliki.

Rasanya begitu manis, yang bisa saja membuat barisan gigiku terasa ngilu bila si manis ini menjadi candu yang terlalu sering aku rindu. "Ah... cukup sekali ini saja, mumpung aku sempat memilikinya." Bisik pikir di detik itu juga, hehehehe.

Waktu yang kami tunggu, akhirnya tiba juga. Beberapa tamu undangan dan juga kerabat dekat mulai berdatangan. Keluarga besar kami hadir juga, berkumpul bersama yang niatnya tentu saja menikmati momen kekeluargaan di satu acara syukuran.

Kami benar-benar menikmati saat-saat kebersamaan ini, apalagi di hari jadi putri semata wayang kami yang terlihat begitu manis dan tentunya bahagia. Sempat juga putri kami berbisik... "Thank you daddy, thank you mommy."

"Benar-benar hari yang manis untuk kami juga keluarga, dan khususnya teruntuk putri kami yang memang manis juga dong tentunya, hehehehe..."

Acara tunai dilaksanakan, semua tamu undangan berpamitan. Begitupun kerabat juga keluarga besar kami, satu persatu ijin untuk pulang ke tempat kediamannya masing-masing.

Tinggallah kami bertiga... aku, pendamping hidupku, dan putri semata wayang kami. Satu pertanyaan terlontar dari putri kami yang hari ini sedang merayakan hari jadinya. "Daddy eh Ayah... apa doa Ayah hari ini untuk aku?" Straight to the point banget nih pertanyaan, ujar hati saja saat itu, hehehehe.

"Kamu itu laksana satu butir coklat berbentuk cinta yang manis rasanya. Satu butir yang spesial, yang akan Ayah juga Ibu rawat dan jaga. Yang akan Ayah juga Ibu simpan di tempat yang aman, karena tidak sembarang orang bisa mendekatimu, apalagi memilikimu. Karena kamu, untuk dan bagi Ayah juga Ibu, adalah satu rupa amanah yang istimewa."

Ridwan Ali 07062020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline