Ia akan pergi ke warung kopi harapan
Menitipkan kenangan kepada rokok eceran
Antara kopi dan harga diri
Lalu ia memesan kopi kepada pelayan
"Mbak, kopi kangen satu tak pakai jarak dan waktu. Buat candu saja"
Ia menunggu sambil berbincang waktu
"Silahkan, ini kopinya terbuat dari biji ingatan dan diseduh dengan air mata"
Ia sempatkan doa sebelum meminumnya
"Ah, jika kau tak melacurkan harga dirimu untuk menghasilkan harta dan kepuasan mungkin kau akan menemaniku menyesap kopi kasbon ini"
Ia membayar kopi dengan luka
Tak mengharap kembalian karena itu pantas ia ikhlaskan
"Cepat menemui bahagia, semenjak kau terluka warung ini sepi karena tak melihat bahagia bersemai di lubuk hatimu. Berusahalah"
Kemudian ia pulang dengan kehabisan kata kata karena semua cinta telah kalah dengan bergelimangan harta